Efek Domino Keputusan Persis Solo, Kualitas Timnas Indonesia Putri Bisa Melorot Lagi
Ada kemungkinan PT Persis Solo Saestu selaku pemilik dan pengelola Persis Solo berusaha mengurangi pengeluaran dari tim putri dengan tak banyak mendatangkan pemain berstatus tim nasional.
Pasalnya, dalam pernyataan resminya ini, Persis Women akan menyesuaikan "model pembinaan" ketika Liga 1 sudah berjalan. Perekrutan pemain nasional bakal disesuaikan lagi.
"Jika nantinya akan ada kompetisi resmi bagi sepakbola wanita, PERSIS Women akan melakukan inisiatif dengan model pembinaan yang beradaptasi dengan kebutuhan tim dalam melengkapi syarat dan regulasi dari Federasi terkait verifikasi klub profesional," jelas Persis Solo.
"Besar harapan kami, supaya masa depan sepakbola wanita di Indonesia segera menemukan titik terang dan memiliki kompetisi resmi," lanjut Persis Solo.
Saat ini, para pemain sudah dipulangkan ke daerahnya masing-masing. Ada yang sudah habis kontraknya, ada pula yang masih terikat kontrak hingga tahun 2024.
Helsya Maeisyaroh dkk. harus mulai berpikir tentang cara menjaga kondisi, seperti yang biasanya dilakukan di Persis Women. Jika tidak, maka kualitas permainan Timnas Wanita bisa menurun.
"PERSIS menitipkan pesan kepada penggawa PERSIS Women dan pesepakbola wanita di seluruh Indonesia untuk tetap semangat dan terus berlatih, agar selalu siap sedia jika Timnas Wanita Indonesia memanggil dan membutuhkan tenaganya," tutup rilis resmi Persis Solo.
Belum ada pernyataan resmi dari PSSI berkaitan dengan langkah yang diambil Persis Solo ini. Liga 1 Putri juga masih abu-abu karena PSSI bersama PT Liga Indonesia Baru (LIB) sedang kerja keras menjalankan Elite Pro Academy (EPA).
EPA 2023-2024 mengalami kemajuan karena dijalankan dengan sistem kandang dan tandang. EPA 2023-2024 mempertandingkan tim dari kelompok usia 16 tahun, 18 tahun dan 20 tahun.