INDOSPORT.COM - Arema FC harus mengakui kekalahan saat bertandang ke markas Persebaya Surabaya dalam Derby Jatim pada pekan ke-13 Liga 1 2023/2024.
Tim berjulukan Singo Edan pulang tanpa poin setelah kalah 1-3 di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Sabtu (23/9/23). Persebaya pun mencatat kemenangan 4 kali beruntun.
Tim berjulukan Bajul Ijo mengemas 3 poin dari gol Bruno Moreira menit 27, Dusan Stevanovic (45) dan Ze Valente (50). Sedangkan 1 gol balasan Arema FC dicetak Dedik Setiawan menit 65.
Pelatih Arema FC, Fernando Valente mengakui secara sportif atas kekalahan timnya. Lebih dari itu, dia juga memberi apresiasi atas kelancaran Derby Jatim di Stadion GBT.
Lantas, apa alasan pelatih asal Portugal itu memberi apresiasi? Berikut Indosport merangkum statement Fernando Valente saat post-match press conference.
1. Kalah Kualitas
Fernando Valente tanpa tedeng aling-aling berbicara bahwa kekalahan Arema FC memang tak lepas dari faktor kualitas permainan, yang berada di bawah level Persebaya.
Situasi itu juga tak lepas dari absennya sejumlah pilar penting Arema FC. Johan Ahmat Farizi menepi karena cedera, sedangkan Gustavo Almeida terkena akumulasi kartu kuning.
Situasi ini membuat Arema FC rapuh di pertahanan, plus tumpul di lini serang. Ditambah lagi, para pemain muda juga minim pengalaman bertanding dengan level derby.
"Laga yang sulit melawan Persebaya dengan organisasi permainan bagus. Plus, bertanding di hadapan suporter lawan," beber Fernando Valente.
"Kebobolan 3 gol jelas ada masalah di lini pertahanan, pemain muda juga kalah pengalaman. Tentu hasil ini mengecewakan," tambah pelatih 64 tahun tersebut.
2. Derby Tak Lagi Ngeri
Fernando Valente juga mengapresiasi pihak keamanan beserta panpel Persebaya yang sudah berusaha keras untuk menjamin laga berlangsung lancar.
Derby Jatim sudah tak lagi ngeri, karena Arema FC tidak menumpang di kendaraan taktis kepolisian. Dendi Santoso dkk menaiki bus biasa meski tetap dikawal ketat.
Baik ketika datang, bertanding sampai pulang, tidak ada insiden apapun terhadap keselamatan tim. Tentu, ini sebuah pertanda sepak bola Indonesia semakin baik.
"Sepak bola adalah permainan menarik dan dibutuhkan di dunia. Laga hanya 90 menit dan harus belajar dari masa lalu," eks pelatih Shakhtar Donetsk U19 itu mengutarakan.
3. Tanpa Insiden
Apresiasi berikutnya adalah sikap suporter Persebaya yang sudah lebih baik. Selama 90 menit laga, tidak ada insiden apapun yang mengganggu di lapangan.
Suporter Persebaya hanya melancarkan psywar secara wajar tanpa ujaran kebencian baik spanduk maupun nyanyian, kendati laga melawan Arema FC berjalan dengan tensi tinggi.
Derby Jatim itu pun berjalan lancar tanpa ada insiden seperti perkelahian pemain, pelemparan oleh suporter dan hal-hal yang dilarang tegas oleh regulasi Liga 1.
"Kami respek kepada suporter Persebaya, sebagaimana mereka respek kepada tim kami. Karena sepakbola adalah kegembiraan, bukan permusuhan," tandas Fernando Valente.