Bekal dari Legenda Dunia, Timnas Indonesia Diyakini Punya Prospek Cerah
Karena itu, Bima Sakti menaruh harapan besar ke kepengurusan baru PSSI. Dia berharap ada kompetisi usia muda yang berkesinambungan, waktunya panjang. Jadi ke depannya, ia tak kesulitan mencari pemain timnas U-16.
"Hampir semua menyampaikan bahwa Indonesia tidak kekurangan bakat atau talenta. Cuma sekarang yang dibutuhkan adalah kompetisi," ungkap pelatih 46 tahun itu.
Tak hanya itu, disampaikan Roberto Carlos ada kekurangan pemain muda Indonesia yang harus diperbaiki. Yang paling krusial adalah pengambilan keputusan.
"Kekurangannya, kayak Roberto Carlos bilang mereka harus sabar, kapan harus pressing, kapan harus defend," ucap Bima Sakti.
Keuntungan yang didapat dari kedatangan para legenda adalah sharing pengalaman. Tak hanya soal teknis di lapangan, tapi pengalaman hidup Roberto Carlos, Giorgios Karagounis, Juan Veron, Marco Matterazzi, dan Eric Abidal.
Materazzi menyampaikan ke pemain muda Indonesia agar tidak boleh putus asa. Dia baru bermain di level tertinggi di klub di umur 23-24. Bek yang identik dengan tato itu harus kerja keras dan baru juara Piala Dunia di umur 34 tahun.
Kemudian, Roberto Carlos dan Veron bercerita bahwa hidup dari keluarga miskin, tinggal di daerah perkampungan kumuh di Brasil dan Argentina. Keduanya tidak punya apa-apa, tetapi mereka punya mimpi menjadi pemain profesional dan menjadi pemain tim nasional.
"Ternyata bisa asal mereka kerja keras. Kemudian Abidal divonis cancer oleh dokter tidak bisa main bola lagi. Ternyata bisa main profesional. Bahkan masih hidup dan bisa ke Indonesia," jelas Bima Sakti.