In-depth

Sejarah Panjang Penciptaan Teknik Sepakan Penalti Mencungkil Ala Antonin Panenka

Minggu, 30 Oktober 2022 18:12 WIB
Penulis: Maria Valentine | Editor:
© Glyn Kirk - Pool/Getty Images
Momentum David De Gea dibobol Neal Maupay lewat gol panenka di laga Brighton vs Manchester United Copyright: © Glyn Kirk - Pool/Getty Images
Momentum David De Gea dibobol Neal Maupay lewat gol panenka di laga Brighton vs Manchester United

INDOSPORT. COM - Panenka, dewasa ini dikenal sebagai sebuah istilah untuk menyebut teknik khusus dalam eksekusi tendangan penalti.

Penerapannya mungkin terlihat sangat sederhana. Pemain cukup memberikan sedikit tenaga pada gerakan kaki yang menyepak sisi bawah bola.

Hasil sepakan mencungkil kemudian memunculkan pemandangan gerakan bola melambung nan indah, memperdaya penjaga gawang lawan.

Kenyataannya tak sembarangan pemain berani melakukan tendangan penalti memakai teknik Panenka. Maklum, risiko kegagalannya sangat tinggi, sebab laju bola terbilang pelan.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Apabila kiper lawan bergerak ke arah yang tepat, mudah bagi sang penjaga gawang buat menggagalkan sepakan penalti ala Panenka.

Namun jika sepakan Panenka menemui keberhasilan, ceritanya bakal amat mengesankan. Beberapa nama besar yang sukses melakukan sepakan Panenka, sampai sekarang masih dikenang abadi. 

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Andrea Pirlo, legenda sepak bola Italia, beberapa kali dengan tenang mengeksekusi penalti lewat sepakan Panenka yang berbuah gol.

Salah satu yang paling ikonik terjadi pada momen babak adu penalti, tepatnya kala Pirlo membela Timnas Italia berlaga lawan Inggris di Piala Eropa 2012.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Pirlo bukan pemain Italia pertama yang mengundang decak kagum berkat sepakan penalti Panenka. Seniornya, Francesco Totti, sudah lebih dulu memperlihatkan kebolehan serupa ketika menyingkirkan Belanda di ajang Piala Eropa 2000.

Legenda sepak bola Prancis, Zinedine Zidane, saat masih aktif merumput sempat pula menciptakan momen bersejarah melalui sepakan penalti Panenka.

Final Piala Dunia 2006 kontra Italia, Timnas Prancis mendapat hadiah penalti dan Zidane mengeksekusinya dengan baik mengandalkan sepakan Panenka yang mengelabui kiper Gianluigi Buffon.

Meski pada akhirnya Prancis kalah serta Zidane dikartu merah, sepakan penalti Panenka yang ia lakukan tetap tak bisa dilupakan para penikmat sepak bola.

Selain Pirlo, Totti, dan Zidane, ada banyak pesepak bola profesional lainnya yang telah menjajal menendang penalti menggunakan teknik Panenka. Dari sekian banyak nama, tentu ada satu sosok yang pertama kali melakukannya.

Kalau membahas asal-usul sepakan penalti teknik Panenka, kita harus menengok jauh kembali ke belakang menuju tahun 1976.

Ajang Piala Eropa 1976, laga puncak mempertemukan Cekoslowakia vs Jerman Barat. Pertandingan final berjalan menarik dan begitu sengit. Buktinya, sepanjang waktu normal, papan skor masih imbang 2-2.

Peraturan sepak bola dalam penyelenggaraan Piala Eropa 1976 belum mengenal babak tambahan waktu. Laga yang berakhir imbang di waktu normal, penentu pemenang pertandingannya langsung dilanjutkan ke babak adu penalti. Berlaku pula untuk laga final Ceko vs Jerman Barat tadi.

Ceko menjadi tim yang lebih dulu menendang penalti. Empat penendang Ceko sukses menunaikan tugasnya semua. Padahal di bawah mistar, Jerman Barat sudah mengandalkan kiper top era itu, Sepp Maier.

Nasib berbeda malah diperlihatkan Jerman Barat. Tiga penendang awal memang tak ada yang gagal. Tapi ketika penendang keempat maju, yakni Uli Hoeness, bola seakan enggan berjaring ke gawang Ceko.

Skor 4-3 jelas membuat seluruh pasukan Jerman Barat tegang, begitu Ceko hendak melakukan penalti kelimanya. Andai penalti kelima Ceko masuk, Jerman Barat dipastikan harus mengubur mimpinya menjuarai Piala Eropa 1976.

Singkat cerita, pemain dari perwakilan tim Ceko yang maju untuk mengambil sepakan penalti kelima ialah Antonin Panenka.

Benak Maier mungkin mengira Panenka bakal menendang seperti kebanyakan pemain, keras ke ujung sisi kanan atau kiri gawang.

Namun rasanya Panenka belajar dari kegagalan Hoennes yang melakukan hal demikian dan bola malah melenceng jauh. Panenka pun lantas mengambil opsi berbeda yang akhirnya menciptakan sejarah.

Setelah berancang-ancang, Panenka maju berlari menuju bola yang tepat terletak di atas titik putih. Gerak-gerik seperti itu memberikan sinyal bahwa Panenka bakal menendang keras ke pojok gawang, entah kanan atau kiri.

Tapi bola hasil tendangan Panenka ternyata malah melambung pendek bak mengambang ke arah tengah gawang. Walau laju bola tidak cepat, Maier terlanjur bergerak melompat menebak ke arah kiri badannya.

Maier pasti amat menyesali keputusannya. Andai dia diam saja di tengah, tidak bergerak melompat ke kiri, pasti bola sepakan penalti kelima Ceko bisa digagalkannya.

Namun nasi terlanjur jadi bubur, Maier terkecoh, sepakan Panenka masuk ke gawang, dan Ceko berhak atas gelar juara Piala Eropa 1976. 

Cara Panenka menendang penalti kelima Ceko-lah yang kemudian hari dilestarikan banyak pesepak bola lain menjadi teknik khusus mengeksekusi tendangan 16 pas.

Nama Panenka selaku pionir, disematkan menjadi judul dari teknik ini sebagai bentuk apresiasi sekaligus penghargaan dari para insan sepak bola.

Alhasil, Panenka yang kini sudah berusia 73 tahun, tetap eksis di lapangan hijau berkat warisannya melahirkan teknik sepakan penalti spesial.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom