4 Pemain Berdarah Keturunan Indonesia yang Pernah Tampil di Piala Dunia
Publik sepak bola dunia tentu tidak asing dengan nama Ruud Gullit. Legenda sepak bola asal Belanda ini dikenal sebagai salah satu penyerang berbahaya di Eropa, bersama AC Milan.
Sejumlah gelar mampu ia persembahkan seperti Liga Italia hingga Liga Champions. Dia juga pernah tampil di Piala Dunia 1990 di Italia.
Usut punya usut Ruud Gullit ternyata memiliki darah keturunan Indonesia dari sang ayah.
Ayah Gullit, George merupakan kelahiran Suriname -negara koloni Belanda- yang memiliki darah Ambon.
-Dalam karier sepak bolanya, Ruud Gullit telah memainkan pertandingan 559 penampilan dan membuat 214 gol serta 96 assist di semua kompetisi.
Massimo Luongo
-Massimo Luongo lahir di Sydney, 25 September 1992. Ia mengaku mempunyai darah keturunan Indonesia dari pihak ibunda, Ira Luongo yang berasal dari Nusa Tenggara Barat, putri Sultan Bima dan Dompu, AA Sirajuddin.
Sedangkan ayahnya, Mario, berasal dari Italia. Luongo sendiri memilih untuk membela tanah kelahirannya, Australia.
Ia mengawali kariernya di tim lokal Australia, APIA Leichhardt Tigers. Pemain berkulit sawo matang ini juga alumni Sydney Olympic Youth yang berlaga di NSW National Premier League Mens Competions.
Talenta dan kemampuannya ternyata dilirik pemandu bakat klub Eropa. Ia berkesempatan untuk trial di Tottenham Hotspur saat masih ditangani Harry Redknapp.
Debut Luongo bersama Spurs terjadi ketika melawan stoke City di Piala Liga Inggris pada 20 September 2011. Kala itu ia masuk sebagai pemain pengganti, menggantikan Sandro menit ke-70.
Namun sang pemain gagal menembus skuad utama Spurs, sehingga ia dipinjamkan ke Ipswich Town tahun 2012. Masa belajar Luongo di sana terbilang singkat, setelah pelatih yang memboyongnya dipecat.
Pada tahun 2015 ia diboyong oleh QPR. Bermain di sana rupanya kualitas Massimo Luongo semakin meningkat.
Sedangkan bersama timnas Australia, ia sudah tampil sebanyak 45 pertandingan dan mencetak 6 gol baik di level kelompok umur maupun tim senior The Socceroos.
Termasuk ketika ia merasakan atmosfer turnamen sepak bola paling bergengsi, Piala Dunia. Tercatat ia masuk dalam daftar pemain yang dibawa oleh timnas Australia dalam dua edisi Piala Dunia.
Pertama di Piala Dunia 2014 Brasil. Namun gelandang berusia 29 tahun tersebut menjadi penghangat bangku cadangan pada tiga pertandingan Australia di Brasil sebelum akhirnya tersingkir pada fase grup.
Di edisi Piala Dunia 2018, Massimo Luongo kembali belum dipercaya oleh pelatih Bert van Marwijk untuk tampil meski namanya masuk dalam daftar yang dibawa ke Rusia.
Ia kembali hanya menjadi penghangat bangku cadangan. Padahal di babak kualifikasi, ia tampil cukup sering dengan catatan 16 pertandingan dan mencetak 3 gol serta 1 assist.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom