Liga Italia

Ada Titisan Lionel Messi, 3 Wonderkid Top yang Gagal Membuktikan Kehebatannya di AC Milan

Sabtu, 15 Oktober 2022 17:27 WIB
Penulis: Maria Valentine | Editor:
© Marco Luzzani/Getty Images
Hachim Mastour Copyright: © Marco Luzzani/Getty Images
Hachim Mastour
1. Hachim Mastour

Hachim Mastour dulu dikenal sebagai salah satu wonderkid yang digadang-gadang punya masa depan cerah karena memiliki talenta sepak bola menjanjikan.

Reputasi Mastour selaku wonderkid, terkenal saat dirinya menjalani masa junior di akademi sepak bola milik AC Milan.

Banyak video-video yang tersebar di dunia maya, memperlihatkan kebolehan Mastour dalam teknik mengolah bola.

Bahkan Mastour pernah satu frame dengan wonderkid lainnya yang kini sudah menjadi bintang besar sepak bola, yaitu Neymar.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Namun, berjalannya waktu membuktikan langsung bahwa label wonderkid Mastour tidak benar-benar berkembang secara maksimal.

Sempat dipinjamkan Milan ke Malaga dan PEC Zwolle, karier Mastour ternyata mandek, bahkan jauh dari kata memuaskan.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Manajemen Milan pun habis kesabaran menunggu sinar Mastour, hingga sang pemain didepak dari San Siro pada musim panas 2018.

Mastour sendiri kini baru berusia 24 tahun, tapi ia sudah tersisih dari level tertinggi pentas sepak bola Eropa.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Saat ini ia bermain untuk klub asal Maroko, Nahdat Zemamra, dan sebelumnya sempat beberapa kali menganggur akibat tak ada tim yang mau memakai jasanya

2. Adel Taarabt

© Getty Images
Adel Taarabt pada laga saat berseragam Tottenham Hotspur pada tahun 2007–2010. Copyright: Getty ImagesAdel Taarabt pada laga saat berseragam Tottenham Hotspur pada tahun 2007–2010.

Kualitas Adel Taarabt di masa mudanya pernah diberi label sebagai wonderkid top dan digadang-gadang punya masa depan cerah.

Taarabt sering menunjukkan kualitas teknik olah bola memukau, terutama dalam segi menggiring bola serta menggocek lawan.

Sempat lama mengembara di klub-klub Liga Inggris, seperti Tottenham Hotspur, QPR, dan Fulham, Taarabt akhirnya memberanikan diri merantau ke Liga Italia pada musim dingin 2014.

AC Milan mengajak Taarabt bergabung, berharap bakat hebat sang pemain dapat benar-benar berkembang maksimal di San Siro.

Datang dengan status pemain pinjaman dari QPR, Taarabt hanya bermain 16 kali, menyumbangkan total empat gol dan dua buah assists.

Torehan tersebut tidak membuat manajemen Milan puas, sehingga kontrak permanen yang hendak diberikan kepada Taarabt dibatalkan.

Taarabt yang gagal menunjukkan kehebatannya sepanjang memperkuat Rossoneri, lantas dikembalikan kepada QPR begitu musim 2013/14 rampung.

Namun, nasib Taarabt setelah gagal di Milan, sejatinya masih agak lebih baik dibanding nama sebelumnya, yaitu Hachim Mastour.

Ketika Mastour kesulitan mendapat peminat, Taarabt diketahui masih sempat bermain di level tertinggi Eropa bersama tim raksasa Liga Portugal, Benfica.

Sedari 2015 sampai 2022, Taarabt mengabdi kepada Benfica, mencatatkan total 129 penampilan, dua gol, 14 assists, dan mempersembahkan satu gelar juara Liga Portugal di musim 2018/19.

Karier Taarabt sendiri yang sudah berusia 33 tahun, saat ini dijalani bersama klub Liga Uni Emirat Arab, Al-Nasr SC.

Ia baru gabung Al-Nasr SC pada bursa transfer musim panas 2022 kemarin, setelah kontraknya di Benfica habis dan tak diperpanjang.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom