5 Pelatih yang Jadi Calon Dipecat Lebih Awal di Liga Inggris Musim Ini, Ada Nama Besar
Musim lalu, performa Southampton sangat buruk di tangan Ralph Hasenhuttl. Bagaimana tidak, tim ini pernah memegang rekor negatif saat dua kali pernah dibantai 0-9 oleh dua lawan berbeda, dalam jarak 15 bulan.
Selain itu, Ralph Hasenhuttl juga tak mampu memberikan dampak signifikan untuk Southampton menjadi tim yang lebih kuat.
Sejak ia menjadi pelatih tahun 2018, Southampton jadi tim yang paling sering kebobolan.
Southampton jadi tim paling rendah keempat di liga yang selisih golnya minus sampai -24.
-Catatan tersebut membuat publik khususnya pendukung Southampton merasa heran, sang pelatih tetap dipertahankan bahkan hingga musim baru ini dimulai.
Banyak yang memprediksi bahwa masa depannya karier pelatih asal Austria itu di Southampton akan berakhir lebih awal musim depan, mengingat Soton akan dimenghadapi tim-tim kuat.
-Southampton harus menghadapi Leeds United, Leicester City, Manchester United, dan Chelsea di awal-awal Liga Inggris. Jika minim poin sempurna, bukan tidak mungkin ia segera dipecat.
Jesse Marsch (Leeds United)
Selanjutnya ada pelatih Leeds United, Jesse Marsch. Nasibnya bisa diujung tanduk, mengingat ia terancam tak bisa meraih banyak poin sempurna di awal Liga Inggris.
Faktornya adalah karena Leeds United musim ini harus kehilangan sejumlah bintang andalannya seperti Raphinha pindah ke Barcelona, dan Kalvin Philipps ke Manchester City.
Meski sukses menjual pemain andalannya dengan harga tinggi, tapi strategi transfer Leeds United berjalan buruk. Pasalnya, mereka kesulitan mendatangkan pemain incaran.
Hal ini jadi salah satu masalah mendasar yang akan menyulitkan tim di awal musim Liga Inggris. Jika gagal diatasi, Marsch sangat mungkin didepak Leeds sebelum pertengahan musim.
Frank Lampard (Everton)
Everton mempercayakan kepelatihan kepada legenda Chelsea, Frank Lampard musim lalu untuk membawa tim bangkit dan menghindari ancaman degradasi.
Awalnya Everton berhasil meraih sejumlah hasil positif bersama Lampard, namun jelang berakhirnya kompetisi mereka mulai tampil angin-anginan.
Beruntung bagi Everton lepas dari jerat degradasi karena tim-tim lain juga meraih hasil buruk, sehingga mereka bertahan di kasta tertinggi Liga Inggris pada akhir musim.
Musim ini, persiapan Everton bisa dibilang kurang maksimal, karena dalam empat pertandingan pramusim, mereka hanya bisa meraih dua kemenangan.
Itu pun diraihnya saat Everton melawan tim-tim kurang berkualitas seperti menang 4-2 atas Blackpool, dan 3-0 atas Dynamo Kyiv.
Sedangkan tiga laga lainnya berakhir dengan kekalahan melawan Arsenal 0-2 dan Minnesota United 0-4.
Catatan itu tentu membuat banyak pihak ragu Everton bisa bersaing di papan tengah bersama Frank Lampard. Apalagi di laga perdana mereka sudah ditantang tim besar, Chelsea.