Persipura Terdegradasi dari Liga 1, Alfredo Vera Menyesal Pernah Kalah WO
Harus terdegradasinya Persipura Jayapura dari Liga 1 patut disayangkan mengingat The Black Pearl adalah tim unik dengan sejarah panjang.
Mereka termasuk salah satu klub elite yang paling rajin mengorbitkan talenta asli Papua untuk menjadi bagian dari tim utama.
Banyak bintang yang bahkan bisa dipanggil oleh timnas Indonesia karena Persipura. Sebut saja Rully Nere, Jack Komboy, Eduard Ivakdalam, Boaz Solossa, Ian Kabes, hingga Manu Wanggai.
Kendati hobi menggunakan pemain homegrown, bukan berarti Persipura kalah bersaing dengan kesebelasan-kesebelasan lain.
Persipura justru menjadi tim dengan jumlah trofi Liga Indonesia terbanyak dengan 4 buah hasil menjadi juara edisi 2005, 2008-2009, 2010-2011, dan 2013.
Era Indonesia Super League (ISL) adalah dimana Persipura merasakan puncak kejayaan. Saking dominannya, mereka sampai memegang banyak rekor.
Contohnya saja jumlah kemenangan total terbanyak (165), kemenangan per musim terbanyak (25), kekalahan paling sedikit per musim (3), hingga rekor poin tertinggi (80).
Akhirnya, mereka pun menjadi tim yang sangat disukai di wilayah Indonesia timur karena bisa mengimbangi hegemoni wakil-wakil Pulau Jawa seperti Persija Jakarta, Persib Bandung, atau Arema FC.
Sayangnya, musim ini Persipura seolah kehilangan identitas yang disebabkan oleh manajemen yang kurang cakap dalam bergerak di balik layar.
Rekrutan yang kurang apik di bursa transfer serta pergantian tampuk kepelatihan dari Jacksen F. Tiago ke Alfredo Vera juga berandil dalam ketidakstabilan permainan Feri Pahabol cs sebelum memasuki sepertiga akhir musim.