In-depth

Citeureup Raya FC, Kurcaci Kecamatan yang Gagah Tapaki 32 Besar Liga 3 2021

Selasa, 15 Februari 2022 07:25 WIB
Editor: Indra Citra Sena
© citeureupraya2021/INSTAGRAM
Logo klub Liga 3, Citeureup Raya FC. Copyright: © citeureupraya2021/INSTAGRAM
Logo klub Liga 3, Citeureup Raya FC.

INDOSPORT.COM - Citeureup merupakan nama salah satu kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Luas wilayahnya kurang lebih sekitar 68,81 kilometer persegi, dan sebagian besar terletak di sebelah timur Jalan Tol Jagorawi. 

Siapa sangka kecamatan ini punya satu klub sepak bola yang belakangan menyita atensi publik dalam hajatan Liga 3 2021, tepatnya putaran nasional. Mana lagi kalau bukan Citeureup Raya FC. 

Ya, Citeureup Raya FC bisa dibilang sebagai anomali di putaran nasional Liga 3 2021 yang umumnya berisikan klub-klub asal kabupaten dan kota besar. Mereka adalah satu-satunya kontestan dengan basis wilayah kecamatan musim ini. 

Label boleh saja 'kurcaci', tapi prestasi Citeureup Raya FC bukan kaleng-kaleng. Mereka diketahui telah menyegel satu slot di babak 32 besar Liga 3 2021 berkat keberhasilan menduduki posisi runner-up Grup F babak 64 besar, menemani sang juara grup, Mataram Utama. 

Lantas, siapa sebenarnya Citeureup Raya FC? Mengapa mereka bisa melangkah jauh di Liga 3 musim ini, bahkan mulai berani merajut harapan promosi ke Liga 2 musim depan? 

Toh sebenarnya pencapaian Citeureup Raya bukanlah sesuatu yang instan karena ternyata sudah dirancang sejak lama, tepatnya saat klub ini berdiri sebagai SSB lokal sampai kemudian berkembang pesat dan mengakuisisi salah satu klub Jawa Barat. 

"Citeureup Raya FC itu berawal dari SSB pada 2011," kata CEO Dedi Cakra Baedilah ketika berbincang santai dengan redaksi berita olahraga INDOSPORT di kawasan Bogor, Senin (14/4/22). 

"Singkat cerita, datanglah satu kesempatan naik tingkat menjadi klub Liga 3 lewat jalur akuisisi. Kami mengambil alih kepengurusan Tajama Bekasi yang kala itu mengalami krisis finansial pada 2017," cetusnya. 

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Dari situ, Cakra yang notabene warga Citeureup ini memiliki sarana untuk mewujudkan impian besarnya, yaitu memajukan sepak bola di sana dengan membina dan memberikan kesempatan berkompetisi kepada putra-putra daerah. 

Citeureup Raya pun mentas di Liga 3 zona Jawa Barat. Langkah mereka selalu mentok di tingkat provinsi dalam tiga musim pertama (2017-2019) sebelum kemudian mencuat dan melangkah ke putaran nasional edisi 2021. 

Klub yang logonya terinspirasi dari raksasa Liga Italia, AC Milan, ini menjadi salah satu dari enam perwakilan Jawa Barat di putaran nasional Liga 3 2021 bareng Persikab Kab. Bandung, Bandung United, Persikasi Kab. Bekasi, PCB Persipasi, dan PSGC Ciamis. 

Di babak 64 besar, Citeureup Raya tergabung di Grup F bersama kampiun zona Yogyakarta, Mataram Utama, Persisam United (Kalimantan Timur), dan PS Sandeq Polman (Sulawesi Tenggara). 

Penampilan mereka kurang meyakinkan di dua laga awal, masing-masing kalah dari Mataram Utama (0-2) dan ditahan imbang PS Sandeq (2-2). Citeureup Raya baru tancap gas ketika menjalani pertandingan hidup-mati melawan Persisam United, Minggu (13/2/22). 

Di luar dugaan Citeureup Raya FC berhasil memetik kemenangan meyakinkan 4-2 atas Persisam United, sementara pada waktu yang bersamaan PS Sandeq hanya bisa mengantongi hasil seri 2-2 kontra Mataram Utama. 

Jadilah Citeureup Raya FC berhak menemani Mataram Utama melangkah ke babak 32 besar dari Grup F. Mereka mengoleksi empat poin, unggul dua dari PS Sandeq yang menduduki posisi ketiga. 

"Kalau boleh jujur saya tak menyangka Citeureup Raya bisa sampai 32 besar. Bermimpi pun tidak, tapi bila melihat permainan tim saya pikir kami memang pantas mendapatkannya," ujar Cakra yang diketahui berlabel eks pemain klub lawas era 1990-an, Indocement, tersebut. 

"Citeureup Raya ini membawa nama Bogor dan sekitarnya. Saya bukan asal bicara karena total 23 pemain kami seluruhnya berasal dari daerah sendiri gabungan jebolan Porda setempat dan produk SSB kami," tuturnya.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom