Lawan Indonesia, 3 Alasan Laos Jadi Musuh Berbahaya di Piala AFF U-23
Meski begitu, sepak bola Laos tentu telah berkembang dalam beberapa waktu belakangan. Sebelum ini, mereka hanya menorehkan satu kemenangan atas Timnas Indonesia U-23 di ajang SEA Games, yakni pada 2009.
Namun dinamika dan waktu pada kenyataannya terus berjalan dan kini telah memasuki tahun 2022, di mana banyak perubahan pasti terjadi di dua kubu tim.
Di Piala AFF U-23 2022, Laos pun tidak bisa dipandang sebelah mata begitu saja oleh lawan-lawannya termasuk Indonesia. Mengapa? Simak tiga alasan berikut ini.
Para Pemain Andalan
-Di Piala AFF U-23 2022 ini, Laos pun mengantongi sejumlah pemain unggulan yang harus diwaspadai Timnas Indonesia.
Beberapa di antaranya sudah pernah berpartisipasi di Piala AFF 2020 lalu. Setidaknya ada 12 pemain yang diharapkan bisa membimbing rekan-rekannya dengan pengalaman dan jam terbang mereka yang lebih tinggi di level senior.
-Tiga pemain Laos U-23 yang wajib diwaspadai Timnas Indonesia di Piala AFF U-23 2022 misalnya Phoutthavong Sangvilay, Chony Wenpaserth, dan Bounphachan Bounkong.
Persiapan Matang dan Uji Coba
Untuk Piala AFF U-23 2022, Timnas Laos sudah melakukan persiapan matang, bahkan mulai berlatih sejak bulan Januari lalu. Selain itu, mereka juga mengagendakan laga uji coba untuk mengukur kekuatan tim.
Faktor Pelatih
Timnas Laos U-23 saat ini ditangani oleh pelatih asal Jerman, Michael Weiss. Ia sendiri bukanlah sosok asing di kancah sepak bola Asia.
Sebelum membesut Timnas Laos, ia pernah menangani sejumlah tim Asia seperti China dan Filipina. Selain itu, pelatih berusia 56 tahun tersebut sempat pula melatih Mongolia dan sebuah klub Rumania bernama Otelul.
Michael Weiss ditunjuk menangani Timnas Laos senior dan U-23 setelah penampilan payah negara ini di Piala AFF 2020 lalu.
Bukan tidak mungkin Michael Weiss akan membawa Laos ke level yang lebih baik lagi, dimulai dari Piala AFF U-23 2022.
Sebelum ini, ia pernah mengantar Filipina meraih ranking dunia tertinggi mereka pada 2012 (127), yang kemudian dipecahkan oleh Thomas Dooley (124). Selain itu, ia juga membantu revolusi sepak bola Mongolia menjadi lebih modern.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom