INDOSPORT.COM - Rully Rudolf Nere, sosok legenda Timnas Indonesia, menceritakan kisah perjuangannya ditempa alam Papua, sampai bisa mencatatkan prestasi tertinggi.
Rully Nere, bakat memukau dari Indonesia itu lahir dan besar di Kampung Harapan, Papua, lokasi yang kini dibangun Stadion Lukas Enembe atau Stadion Papua Bangkit.
Di Kampung Harapan, setiap anak gemar bermain sepak bola, walau hanya dengan berbekal bola kasti atau anyaman daun. Dari situ, bakat Rully Nere sudah tercium.
"Kenapa saya bisa menonjol, karena saya dari kecil itu suka lari, fisik saya kuat karena dari rumah ke sekolah itu jalan kaki, kalau naik mobil bisa 25 menit," ucap Rully Nere.
"Saya biasa kalau ke kebun ikut orang tua, kita naik gunung jalan kaki, jadi alam yang membentuk kita sehingga kuat," ungkap Rully Nere melalui Youtube GAN Channel.
Seiring waktu, kerja keras Rully Nere di usia muda, membuatnya masuk ke dalam skuat Persipura Jayapura. Perjalanan karir Rully semakin cemerlang di kompetisi Galatama.
"Baru ketika saya masuk di Persipura, saya mengetahui latihan-latihan terstruktur itu."
"Persija Jakarta juara Perserikatan terakhir di tahun 1978, saya juga ikut. Warna Agung juara juga saya ikut, pertama kali kita ikut Galatama, tahun 1979," jelas Rully lagi.
Berkat permainan ciamiknya di posisi gelandang, Rully Nere akhirnya dipanggil untuk memperkuat Timnas Indonesia pada gelaran SEA Games 1979, dan lolos ke final.