Melihat pencapaian Pratama Arhan di PSIS Semarang dan timnas Indonesia, sang Ibu, Surati, mengaku terkenang dengan kisah perjuangannya mendampingi sang anak.

"Waktu sekolah SSB itu kan jaraknya 12 kilometer, dari desa ke kota, jadi walaupun hujan atau panas terik, Arhan tetap mau berangkat untuk latihan" kenang Surati.

"Biasanya Ibu menunggu sampai pulang, kadang maghrib baru sampai, dari jam 2 siang sampai maghrib baru pulang," ujar wanita berusia 44 tahun tersebut.

Setelah perjuangan itu, Surat mengaku telah merestui Pratama Arhan main di luar negeri, dan hanya tinggal menanti klub apa yang akan diperkuat oleh anak lelakinya itu.