Profil Timnas Gambia, Sengatan Si Kalajengking di Piala Afrika 2021
Sebagai permulaan, di Piala Afrika 2021 Gambia hanyalah anak bawang di grup F. Bagaimana tidak? Si Kalajengking dikelilingi tim-tim tradisional ajang dua tahunan itu.
Tunisia yang ada di peringkat ketiga, merupakan langganan tetap Piala Afrika dengan 20 kali penampilan. Lalu, hal serupa berlaku untuk Mali yang telah tampil sebanyak 16 kali.
Bahkan Mauritania telah tampil dua kali di Piala Afrika 2019 dan Piala Afrika 2021. Di atas kertas, Gambia hanyalah tim penghibur.
Namun yang terjadi malah Gambia mampu membuat tim-tim tradisional itu kesulitan. Si Kalajengking mampu mengalahkan Mauritania 1-0, menahan imbang Mali 1-1, dan mampu mengalahkan Tunisia 1-0.
-Adapun perjalananan Gambia sebagai sebuah tim nasional bermula sejak masih bernama British Gambia. Pertandingan pertama yang dijalani terjadi pada tahun 1953 dalam sebuah laga persahabatan melawan Sierre Leone yang berbuah kemenangan.
Setelahnya, Gambia sempat mengikuti sebuah turnamen L’Amitie di Senegal, yakni sebuah turnamen yang diikuti oleh negara-negara Afrika yang menggunakan bahasa Prancis pada 1963.
-Sejak turnamen itu, sepak bola Gambia yang telah terbentuk di bawah naungan Gambia Football Federation (GFF) mengalami kemunduran.
Kemunduran ini terlihat dari banyaknya kekalahan di ajang-ajang yang diikuti, baik itu di laga persahabatan dan kualifikasi turnamen.
Sejak mengikuti Kualifikasi Piala Afrika 1973, Gambia tak pernah lolos ke putaran final, baik itu di Olimpiade 1976 Kanada dan Piala Afrika 1976.
Di laga persahabatan pun, Gambia juga jarang meraih kemenangan. Adapun kemenangan terbesar SI Kalajengking didapat pada 2002 kala menghadapi tim gurem Afrika lainnya, Lesotho.
Jika ditilik lebih jauh, Gambia kerap bertemu Senegal.Melawan Senegal, Gambia tak pernah menang dalam 25 pertemuan dengan catatan 11 imbang dan 14 kekalahan.
Pada 2014, Gambia mengalami titik mundur dalam kancah sepak bola usai mendapat hukuman larangan bertanding di segala ajang Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) akibat pemalsuan umur.
Hukuman ini nyatanya menjadi berkah bagi Gambia yang kemudian berbenah dan mulai menancapkan diri sebagai negara yang diperhitungkan di kancah sepak bola Afrika.
Penunjukkan Tom Saintfiet sebagai pelatih kepala membuat Gambia kini terbang tinggi. Di tangan pelatih asal Belgia ini, Si Kalajengking sempat hampir menembus Piala Afrika perdananya pada 2019.
Namun, dengan kematangan dan tangan dingin Tom Saintfiet baru membuahkan hasil di tahun 2021. Pada 13 November, Gambia meraih kemenangan tandang perdananya dengan mengalahkan Angola di turnamen resmi.
Tom Saintfiet mampu mengubah sepak bola Gambia dengan pengalamannya menukangi tim nasional Afrika lainnya. Tercatat ia pernah menukangi Namibia, Zimbabwe, Ethiopia, Nigeria, Malawi dan Togo.
Memahami timnya tak banyak bintang, Gambia menerapkan program memanggil pemain keturunan yang sebagian besar memiliki darah British, bila mengingat sejarah negara ini.
Rata-rata pemain keturunan yang dipanggil pernah mengenyam pendidikan sepak bola di Inggris dan bahkan ada pula yang masih bermain di Inggris.
Selain itu, beberapa pemain yang dipanggil juga sebagian besar pemain yang bermain di luar negeri, terutama Eropa, seperti di Inggris, Italia, Spanyol, Denmark, dan bahkan Korea Selatan.
Berikut skuat Gambia untuk Piala Afrika 2021.
Pelatih:
- Tom Saintfiet
Kiper:
- Modou Jobe
- Baboucarr Gaye
- Sheikh Sibi
Bek:
- Omar Colley
- James Gomez
- Pa Modou Jagne (Kapten)
- Noah Sonko Sundberg
- Mohamad Mbye
- Saidy Janko
- Bubacarr Sanneh
- Ibou Touray
Gelandang:
- Yusupha Bobb
- Ablie Jallow
- Dawda Ngum
- Sulayman Marreh
- Ebrima Darboe
- Musa Barrow
- Modou Barrow
- Ebrima Sohna
- Bubacarr Jobe
- Eboue Adams
Penyerang:
- Lamin Jallow
- Assan Ceesay
- Ebrima Colley
- Bubacarr Trawally
- Muhammed Badamosi
- Dembo Darboe
- Yusupha Njie