INDOSPORT.COM - Pemanggilan skuat Timnas Malaysia untuk Piala AFF 2020 diwarnai dengan penuh kontroversi.
Turnamen sepak bola paling bergengsi antar negara Asia Tenggara, Piala AFF 2020, tidak teras akan segera bergulir pada 05 Desember 2021 hingga 01 Januari 2022 di Singapura.
Sejatinya turnamen ini akan bergulir pada Desember tahun lalu, namun karena pandemi covid-19 yang sedang tinggi-tingginya membuat otoritas sepak bola Asia Tenggara, AFF, membatalkannya dan menunda satu tahun di tahun 2021 ini.
Sejumlah negara terus melakukan persiapan guna meraih hasil maksimal, salah satunya adalah Timnas Malaysia. Mereka tergabung di Grup B bersama Vietnam, Timnas Indonesia, Kamboja, dan Laos.
-Malaysia telah berpartisipasi di setiap edisi Piala AFF namun baru sekali menjadi juara, dengan skuad juara pada 2010 masih yang paling dikenang di antara fans ketimbang mereka yang kalah di final pada 1996, 2014 dan 2018.
Tan Cheng Hoe mengambil alih kursi kepelatihan dari Eduardo Vingada dengan edisi terakhir menjadi tugas pertamanya sebagai pelatih kepala. Tan membawa tim ke final hanya untuk kalah tipis dari Vietnam dalam dua pertemuan.
-Namun pada edisi kali ini, kebijakan Tan Cheng Hoe mendapat kritikan keras dari para pecinta sepak bola Malaysia. Sebab, ia membuat keputusan kontroversi dalam melakukan pemanggilan pemain untuk Piala AFF 2020.
Dari 28 pemain pilihan Tan yang bakal dibawa ke Piala AFF 2020, ada beberapa nama yang dinilai tidak layak memperkuat tim berjulukan Harimau Malaya itu.
Salah satu pemain yang dipanggil penuh kontroversi adalah striker naturalisasi dari tim Johor Darul Takzim, Guilherme de Paula. Padahal penyerang berusia 35 tahun itu tampil biasa saja bersama JDT pada musim ini.
Total ia bermain 17 pertandingan untuk JDT di ajang Liga Super Malaysia dan Liga Champions Asia. Dari jumlah penampilan tersebut, De Paula hanya bisa mencetak empat gol dan tiga assist.
Catatan itu tentu membuat publik sepak bola Negeri Jiran geram, karena torehan gol tersebut tidak layak untuk menjadi andalan Timnas Malaysia di Piala AFF 2020.
Selain membawa pemain uzur yang kualitasnya sudah habis, publik Malaysia juga menyoroti kebijakan Tan Cheng Hoe untuk tidak memanggil pemain muda potensial.
Sebut saja empat pemain JDT, seperti Farizal Marlias, La'Vere Corbin Ong, Matthew Davies, Afiq Fazail, dan Arif Aiman Hanapi.
Kemudian ada pula penggawa Kuala Lumpur seperti Daniel Ting, Zhafri Yahya, Ryan Lambert, J. Partiban. Jangan lupa juga pemain Selangor, Sharul Nazeem Zulfakar.
Menanggapi kritikan dan kontroversi tersebut, Tan Cheng Hoe pun akhirnya buka suara. Ia merasa heran dianggap sebagai pelatih yang tidak menyukai pemain muda.
“Kami telah memasukkan beberapa pemain muda contoh Luqman (Luqman Hakim Shamsudin) yang pernah bersama tim nasional, Mukhairi (Mukhairi Ajmal Mahadi), Quentin Cheng dan Azri Ghani (Muhammad Azri Ab Ghani) untuk diberi kesempatan,” ungkap Tan Cheng Hoe dikutip dari Harian Metro Malaysia.
“Nama-nama ini kami (staf pelatih) anggap mereka memiliki masa depan yang baik dan kami akan memberikan mereka kesempatan, tukas pria berusia 53 tahun itu.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom