INDOSPORT.COM - Derby Jatim antara Persik Kediri versus Arema FC akan menjadi ajang pengingat memori bagi para anggota kedua tim yang terlibat rivalitas tinggi pada era Kompetisi Liga Indonesia, Jumat (19/11/21).
Pada masa itu, kedua tim kerap terlibat rivaitas tinggi hingga melebar ke kalagan suporter. Gengsi sesama tim Jatim plus adanya cap pengkhianat bagi Iwan Budianto (Owner Arema FC), yang membawa gerbong tim ke Kediri pada 2002 silam.
IB pun sukses mendobrak dominasi kekuatan sepak bola Jatim dengan membawa Persik meraih trofi juara pada Ligina 2003 dan 2006. Namun selepas itu, prestasi Tim Macan Putih melorot tajam hingga berkubang ke kasta kedua sejak 2015.
Praktis selama 6 tahun, Persik tak nongol lagi dalam persaingan kompetisi kasta tertinggi hingga promosi pada 2020. Selama itu pula Persik tak lagi bertemu Tim Singo Edan yang masih mengusung nama Arema Indonesia.
Menakar kekuatan, tentu saja sudah sangat berbeda. Kali ini, Arema FC lebih diunggulkan menang karena unggul materi pemain maupun tingkat konfidensi imbas hasil positif selama seri 2 kompetisi dengan tak terkalahkan selama 8 laga.
Bandingkan dengan Persik, yang seolah masih mencari jatidiri seusai merombak posisi head coach dari Joko Susilo ke Alfiat, dan kini Javier Roca. Mereka pun memulai Seri 3 dengan posisi tak ideal, di urutan 15 klasemen dengan 10 poin.
Sedangkan Arema FC lebih solid kendati tanpa Dendi Santoso, Kushedya Hari Yudo dan Dedik Setiawan. Namun, Tim Singo Edan menatap Derby Jatim terakhinya ini dengan aura positif, lantaran posisi mereka masih kuat di tiga besar dengan 20 poin.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom