INDOSPORT.COM - Kepergian Cristiano Ronaldo dari Juventus membuat mantan pelatih AC Milan, Arrigo Sacchi ikut berkomentar dan memberi nasehat kepada Si Nyonya Tua.
Setelah menyatakan ingin hengkang dari Juventus, akhirnya Cristiano Ronaldo memutuskan kembali ke klub lamanya, Manchester United.
Juventus telah menerima tawaran Manchester United sebesar 28 juta euro, dan sudah mencapai kata sepakat perihal kontrak sang pemain kepada agen dan Ronaldo sendiri.
Pada hari Jumat (27/08/21) waktu setempat, Manchester United kemudian membuat pengumuman resmi di akun Twitter bahwa mereka berhasil mendapatkan kembali Ronaldo ke Old Trafford.
-Perginya Ronaldo ini terbilang mendadak dan mengejutkan publik, walaupun sebelumnya mantan pemain Real Madrid itu sudah menyatakan ingin meninggalkan Turin.
Efek post Ronaldo langsung terasa ketika Juventus kalah 0-1 di kandang dari Empoli pada laga kedua Serie A Italia, Sabtu (28/08/21). Mereka kehilangan sosok pencetak gol di lini depan.
-Bahkan pelatih Juventus, Massimiliano Allegri memainkan lima pemain menyerang sekaligus dalam diri Paulo Dybala, Federico Bernadeschi, Alvaro Morata, Dejan Kulusevski, dan Federico Chiesa untuk berusaha menyamakan kedudukan. Namun hingga peluit akhir dibunyikan, Bianconeri harus kehilangan tiga poin.
Melihat fenomena ini, mantan pelatih legendaris AC Milan, Arrigo Sacchi ikut berkomentar dan mencoba untuk memberikan nasehat kepada Juventus yang baru saja kehilangan mesin golnya itu.
“Ini adalah transfer yang menyakitkan. Manajemen dan pelatih harus bekerja keras untuk memastikan bahwa luka atas kepergian Ronaldo tidak membekas," kata Sacchi dikutip dari La Gazzetta dello Sport.
“Serie A kehilangan seorang solois hebat, mungkin yang terbaik. Tapi sepak bola adalah olahraga yang dimainkan dengan sebelas pemain, hitungan kolektif. Individu tidak bisa menang jika dia tidak memiliki bantuan orang lain," imbuh Sacchi.
“Sekarang yang lain harus mengambil alih permainan. Dan itu akan baik untuk Juventus karena mereka memiliki kemungkinan untuk memainkan permainan kolektif. Hanya dengan langkah fundamental ini mereka bisa menjadi kekuatan dominan di kancah Eropa,” jelas Sacchi.
“Tanpa Ronaldo, yang lain harus menjadi lebih dari satu grup. Mereka akan memiliki tanggung jawab yang lebih besar. Tidak ada yang bisa mengatakan lagi 'Ronaldo akan mengurusnya!'. Oh tidak, Ronaldo sudah pergi." Pungkas Sacchi.