Bola Internasional

Carlos Bacca, Eks AC Milan yang Pernah Jadi Kondektur Bus dan Nelayan

Senin, 23 Agustus 2021 21:00 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Emilio Andreoli/Getty Images
Carlos Bacca saat masih berseragam AC Milan. Copyright: © Emilio Andreoli/Getty Images
Carlos Bacca saat masih berseragam AC Milan.

INDOSPORT.COM - Mantan pemain AC Milan, Carlos Bacca, pernah menjalani profesi yang jauh dari lapangan hijau, yakni jadi kondektur bus dan nelayan.

Bisa dibilang, pria asal Kolombia ini termasuk pemain yang mengawali karier dari salah satu titik terendah dalam hidup. Bahkan, saat berusia 20 tahun, gemerlap dunia sepak bola nampak belum terlintas di benaknya.

Padahal, di usia tersebut, para pesepak bola muda rata-rata sudah memasuki fase menuju tim senior di klub yang mereka bela. Bahkan, tidak sedikit yang sudah sukses besar macam Kylian Mbappe dan Erling Haaland.

Akan tetapi, hal tersebut tidak terjadi pada Carlos Bacca. Berusia 20 tahun, ia masih harus bergulat dengan perjuangan mencari nafkah untuk hidup.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Saat itu, bukannya sibuk mengasah skill di klub sepak bola, ia justru bekerja sebagai kondektur atau pengumpul tiket bus di negara asalnya, Kolombia.

Carlos Arturo Bacca Ahumada, lahir di Puerto, Kolombia, pada 8 September 1986. Ayahnya adalah seorang nelayan, sedangkan ibunya membantu menjual ikan dan hasil tangkapan sang suami dari laut.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Besar di Puerto membuat Carlos Bacca tumbuh menjadi pribadi yang kuat lantaran setiap harinya hidup dalam situasi yang sulit. Sejak kecil, ia pun sudah terbiasa membantu ayahnya pergi menangkap ikan.

Meski begitu, Carlos Bacca muda pun tidak berbeda dari anak-anak kebanyakan. Ia sesekali, atau mungkin sering, mencuri-curi waktu untuk bermain sepak bola.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Ia sudah jatuh cinta dengan olahraga ini, sampai-sampai menolak dibelikan mainan mobil-mobilan dan lebih memilih dibelikan bola. Ya, Bacca memang ditakdirkan jadi bintang lapangan hijau, bukannya pembalap.

Walau hidup dalam kesusahan, orang tua Bacca tidak pernah mengabaikan mimpi anak mereka. Sadar bahwa si kecil berbakat, mereka pun mengirim putranya tersebut ke sekolah sepak bola saat berusia delapan tahun.

Bermain di akademi lokal, Carlos Bacca berhasil menarik perhatian dengan kemampuan olah bolanya yang apik. Akan tetapi, itu saja tidak cukup.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom