Mengenal Piet de Visser, Pemandu Bakat Legendaris dan Penasihat Roman Abramovich
Saat menjadi pencari bakat PSV, De Visser mengandalkan metode analisis sendiri dan intuisinya sebagai mantan pemain dan pelatih.
De Visser menilai pemain terseut dari skill, visi, taktik, mentalitas hingga karakternya. Semua itu ia catat dalam kertas dan ia laporkan ke klub.
PSV pun mendapat tuahnya di mana nama-nama seperti Ronaldo Nazario, Alex, Heurelho Gomes, dan Jefferson Farfan bergabung berkat kecermatan De Visser.
Bahkan, De Visser merupakan sosok yang lebih dulu mengenal potensi Adriano. Sayang, pelatih PSV kala itu, Erik Gerets, tak tertarik merekrutnya.
-Pada 2005, De Visser didatangi oleh Abramovich yang tertarik dengan kinerjanya. Tanpa basa-basi, taipan asal Rusia ini menunjuknya menjadi penasehat pribadinya dalam urusan transfer Chelsea.
Hasilnya, pemain seperti Arjen Robben, John Obi Mikel, Salomon Kalou dan Alex datang berkat saran De Visser ke Abramovich.
-Selain jadi pembisik transfer, De Visser ternyata juga menjadi dalang pemecatan Jose Mourinho dan Luis Felipe Scolari selama di Chelsea.
Untuk Mourinho, pemecatan ini karena ada perpecahan di mana The Special One ingin memboyong Khalid Bouhlarouz sedangkan Abramovich membeli Alex atas saran De Visser.
Lalu untuk pemecatan Scolari, De Visser memberitahu Abramovich bahwa metode kepelatihan mantan juara Piala Dunia 2002 ini sangat lemah dan membuat para pemain Chelsea kehilangan ketajaman.
Bahkan, De Visser menjadi otak di balik tumbuhnya akademi Chelsea, Cobham yang akhirnya bisa dituai oleh The Blues saat ini.
De Visser membantu Abramovich membangun akademi yang pantas agar memunculkan pemain berkualitas sebagai investasi jangka panjang Chelsea.
“Abramovich lelah harus membayar jutaan uang untuk pemain bintang. Dia harus membayar untuk mendapat pemain hebat, beruntung jika mendapatkan pemain seperti Didier Drogba dan Michael Essien.
“Itu mengapa dia (Abramovich) memintaku sebagai pencari bakat pribadinya untuk mencari pemain muda berkelas yang akan jadi bintang Chelsea dalam tiga tahun ke depan,” tutur De Visser.
Maka tak heran saat itu Chelsea memiliki pilar generasi emas Belgia seperti Eden Hazard, Kevin De Bruyne dan Romelu Lukaku.
Sayangnya, tiga investasi ini dirusak oleh Mourinho. Padahal De Visser yakin, selain Hazard, De Bruyne dan Lukaku siap tampil. Namun pelatih asal Portugal itu mengabaikannya.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom