INDOSPORT.COM - Liga Super Eropa yang sempat gegerkan publik dapat kecaman dari UEFA hingga FIFA terutama untuk tiga klub pendirinya yakni Juventus, Barcelona, dan Real Madrid.
Hanya saja, tindakan hukuman sepertinya mustahil untuk dilakukan.
Awalnya ada 12 klub-klub besar seantero Eropa yang bersatu padu membangung kompetisi elite dengan keuntungan besar. Sayangnya, harapan mereka buat turnamen sekelas Liga Champions panen hujatan, baik dari publik dan federasi sepak bola dunia.
Hal ini sampai buat sembilan klub akhirnya undur diri, kini yang tersisa hanya Juventus, Barcelona, dan Real Madrid. Ketiga presiden mereka yaitu Andrea Agnelli, Joan Laporta, dan Florentino Perez masih teguh akan pendirian pada mega turnamen ini.
-Tentu saja kekehnya mereka gelar Liga Super Eropa malah membuat UEFA dan FIFA kian murka. Aleksander Ceferin selaku presiden Federasi Sepak Bola seantero Eropa misalnya, menyebut tiga tim itu tak boleh lakoni Liga Champions dan Piala Dunia lagi.
Alih-alih hukuman itu bakal jadi kenyataan, melansir laman AS, tiga klub yang tersisa dipastikan bakal aman. Hal ini tak lepas dari pengumuman penting dari Kementerian kKhakiman Swiss yang menolak adanya sanksi.
-Swiss yang notebene akar kekuatan dua federasi sepak bola dunia itu menyatakan jika FIFA dan UEFA tak punya wewenang untuk membatasi inovasi, mencegah dibuatnya format lain, mengeliminasi kompetisi, dan batasi pilihan konsumen.
Tentu saja pesan-pesan tersebut merujuk Liga Super Eropa gagasan Florentino Perez yang sarat akan kompetisi dengan inovasi baru. Bakal helat pertandingan tim-tim raksasa, tentu saja juga bakal buat penonton kian tertarik untuk menontonnya.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom