INDOSPORT.COM - Terdapat suatu masa di mana Ajax Amsterdam menguasai Liga Champions bermodalkan generasi emas Belanda yang terdiri dari gabungan kematangan pemain senior dengan daya ledak sejumlah wajah belia di setiap lini.
Masa yang dimaksud adalah Liga Champions 1994-1995 saat Ajax mengakhiri paceklik trofi yang telah berlangsung selama lebih dari dua dasawarsa. Kejayaan sebelumnya terjadi ketika masih memiliki Johan Cruyff periode 1971-1973.
Tak tanggung-tanggung, kebangkitan Ajax menumbalkan Raksasa Eropa yang tengah mendominasi dan berulang kali mentas di final Liga Champions, yakni AC Milan. Kunci kemenangan sekali lagi terletak pada harmonisasi senior-junior di atas lapangan.
Danny Blind dan Frank Rijkaard sebagai pemain senior bertugas mengayomi para juniornya seperti Edwin van der Sar, Michael Reiziger, Clarence Seedorf, Edgar Davids, Patrick Kluivert, Marc Overmars, plus kembar De Boer (Frank-Ronald).
-Acungan jempol layak dialamatkan kepada Louis van Gaal. Pelatih yang terkenal keras dan disiplin itu berhasil menciptakan iklim positif.
Dia juga pandai memotivasi tim agar tak gentar menghadapi AC Milan yang berisikan nama-nama tenar lintas negara sekelas Paolo Maldini, Demetrio Albertini, Zvonimir Boban, dan Marcel Desailly.
-Kebetulan, Ajax Amsterdam pernah dua kali mengalahkan AC Milan dengan skor identik 2-0 di fase grup. Hal ini dijadikan senjata ampuh oleh Van Gaal untuk memompa semangat bertanding para pemain di partai final, 24 Mei 1995.
Ajax memang diserang habis-habisan, tapi masih bisa membentengi gawang secara sempurna berkat ketangguhan Edwin van der Sar. Aksi heroik kiper berjulukan Flappie alias Si Kuping Caplang tersebut tampak pada menit ke-15.
Frank Rijkaard also lifted the trophy with Louis van Gaal's star-studded Ajax team in 1995. 🏆 #UCL pic.twitter.com/C9EQHmFFyX
— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) September 30, 2016
Van der Sar mementahkan tembakan voli Daniele Massaro yang menyambut umpan Roberto Donadoni. Peluang terbaik AC Milan malam itu mengingat sisanya selalu mentok di kaki bek-bek atau gelandang bertahan Ajax.
Memasuki babak kedua, Ajax balik menekan pertahanan AC Milan. Sebuah keputusan yang berani mengingat sang lawan terkenal solid dan kokoh dalam menghalau serangan lantaran memiliki kuartet bek yahud.
Nwankwo Kanu dan Patrick Kluivert masuk guna menambah daya gedor Ajax. Nama yang disebut terakhir menjadi pahlawan kemenangan tim setelah memamerkan teknik tinggi meski dikawal ketat Franco Baresi.
Kluivert begitu cerdik memaksimalkan umpan terobosan Frank Rijkaard pada menit ke-85. Dia mengirimkan sepakan ringan yang tidak sanggup dijangkau oleh kiper AC Milan, Sebastiano Rossi. Lagi-lagi Ajax mampu menundukkan sang jawara bertahan.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom