INDOSPORT.COM - Setelah masa-masanya dianggap sudah berakhir, Sergio Ramos sukses menusuk raksasa LaLiga Spanyol, Real Madrid, dan presiden mereka, Florentino Perez, dari belakang. Hal ini berdasarkan ucapannya dengan penuh percaya diri.
Semenjak direkrut dari Sevilla pada 2005 lalu, bek asal Spanyol ini menjadi bagian terpenting proyek ambisius Los Galacticos. Bagaimana tidak? Hingga kini tajinya masih belum luntur hingga dipercayakan mengisi posisi jenderal lini belakang.
Selama 16 tahun masa baktinya, pemain bertahan berusia 34 tahun ini sukses menyumbang 22 gelar juara termasuk empat di antaranya ialah Liga Champions dan lima LaLiga Spanyol. Sosoknya pun jadi jimat andalan Zinedine Zidane untuk terus menang.
Bayangkan, persentase kemenangan Los Blancos lebih tinggi ketika Sergio Ramos hadir. Apalagi, peran sertanya sebagai eksekutor penalti terkesan mampu menangkan tim dalam berbagai kompetisi, baik domestik maupun pentas Eropa.
-Berbagai kehebatan menjanjikan itu pun selayaknya bisa jadi alasan El Real mempertahankan dirinya lebih lama. Akan tetapi, apa yang mereka lakukan? Justru sebaliknya, ketika Florentino Perez selaku presiden punya satu sumpah.
Konon, motto dari tim yang bermarkas di Santiago Bernabeu ini ialah enggan memperpanjang pemain berusia 35 tahun ke atas dengan alasan performa. Cukup masuk akal mengingat hal ini juga jadi penyebab kepergian Cristiano Ronaldo pada tahun 2018 lalu.
-Penilaian ini pun termasuk salah besar ketika Ramos memiliki semangat untuk bermain lima tahun lagi. Bahkan, ia dengan sesumbar mendeklarsikan diri jika segala macam pencapaian Real Madrid tak lepas dari pengaruh keberadaannya.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom