INDOSPORT.COM – Pertandingan Le Classique antara Marseille vs Paris Saint-Germain pada Senin (08/02/21) dini hari WIB, memiliki satu cerita menarik. Dalam laga tersebut, sebuah adegan kungfu diperagakan oleh Dimitri Payet.
Adegan tendangan kungfu ini dilakukan oleh Dimitri Payet terhadap pemain PSG, Marco Verratti, ketika pertandingan Ligue 1 Prancis antara Marseille vs PSFG itu sudah berlangsung selama 90 menit.
Dalam video yang dirilis akun Twitter @Lise_Marie, tendangan kungfu oleh mantan pemain West Ham terhadap Marco Verratti ketika kedua pemain saling berebut bola umpan.
Kaki Payet yang sudah terangkat tinggi tidak sengaja mengenai pinggul Verratti hingga membuat dirinya terpelanting jatuh kesakitan. Mirip sebuah tendangan kungfu.
-Rouge mérité pour #Payet pic.twitter.com/2hst3HDfaa
— Lise-Marie (@lise__marie) February 7, 2021
Verratti pun harus mendapatkan perawatan medis di lapangan, sedangkan Payet langsung diganjar dengan kartu merah atas aksi brutalnya tersebut.
-Payet terpaksa meninggalkan lapangan dengan wajah tertunduk. Mungkin dia merasa bersalah karena gagal membantu timnya menang dan malah berakhir dengan pelanggaran berat.
Sebelum pelanggaran itu terjadi, Marseille sudah tertinggal dari PSG dengan skor 0-2. Skor ini tak berubah hingga peluit akhir pertandingan.
Kylian Mbappe membuka kemenangan lewat golnya di menit ke-9, memanfaatkan operan Angel Di Maria yang tak lama berselang harus ditarik keluar lapangan dengan terpincang-pincang karena cedera.
Kiriman bola dari Alessandro Florenzi kemudian berhasil dimaksimalkan Mauro Icardi untuk menjadi gol di menit ke-22, bikin Paris Saint-Germain menambah keunggulannya atas Marseille.
Kekalahan ini menambah derita yang dialami Marseille, di mana mereka sudah keok empat dari lima pertandingan terakhir. Posisi mereka saat ini berada di urutan sembilan dengan 33 poin pada klasemen sementara.
Selain itu, Marseille memang sejatinya sudah dilanda masalah di luar lapangan belakangan. Diketahui, para pendukung nekat membobol pusat pelatihan di tengah protes terhadap Jacques-Henri Eyraud.
Drama ini diperparah dengan dipecatnya pelatih Andre Villas-Boas setelah dirinya memutuskan mundur dari jabatannya dan rencana walikota Benoit Payan yang ingin menjual stadion Stade Velodrome.