In-depth

Gaet Thomas Tuchel, Chelsea Kini Punya Pelatih yang Kritis dan Frontal

Minggu, 31 Januari 2021 12:29 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Xavier Laine/Getty Images
Klub Liga Inggris, Chelsea, kini punya pelatih kritis dan frontal dalam diri Thomas Tuchel. Copyright: © Xavier Laine/Getty Images
Klub Liga Inggris, Chelsea, kini punya pelatih kritis dan frontal dalam diri Thomas Tuchel.

INDOSPORT.COM - Klub Liga Inggris, Chelsea, sebaiknya memberi perhatian ekstra kepada pelatihnya saat ini, Thomas Tuchel.

Seperti diketahui, Chelsea belum lama ini memecat Frank Lampard yang dinilai tidak mampu membawa skuat The Blues berjaya lagi, padahal jika dihitung-hitung ia belum lama menggantikan pendahulunya, Maurizio Sarri.

Tindakan klub yang berbasis di London tersebut pada dasarnya tidak mengagetkan, mengingat mereka emang dikenal kerap melakukan pemecatan pelatih dari masa ke masa. Lampard hanya satu di antara korban-korban lainnya.

Melihat tren aktivitas ini, tidak mengherankan apabila publik menganggap Chelsea sebagai klub yang tidak sabaran atau sejenisnya. Thomas Tuchel sebagai pelatih anyar pun sudah paham betul apa yang mungkin menantinya di depan.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Belum lama ini, eks pelatih Paris Saint-Germain (PSG) tersebut sempat membahas kesepakatan yang disodorkan Chelsea kepadanya. Mengaku khawatir, ia pun mempertanyakan durasi kontraknya yang bisa dibilang cukup singkat.

“Saya ingin jujur, awalnya saya merasa khawatir, kenapa hanya 18 bulan? Apa bedanya? Jika mereka memberi empat setengah tahun dan merasa tidak puas, saya juga akan dipecat,” kata Tuchel seperti diberitakan laman Goal Internasional.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

“Jika mereka menetapkan empat setengah tahun, mereka akan memasukkan klausul bahwa jika saya dipecat, saya akan mendapat bayaran,” tambahnya lagi.

Kecenderungan Chelsea menyodorkan kontrak berdurasi lebih pendek sendiri memang berawal dari kepergian Jose Mourinho dan Antonio Conte, yang membuat manajemen harus merogoh kocek dalam demi membayar kompensasi mereka.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Belum ‘puas’ membahas perihal kontrak, Tuchel juga sangat vokal dalam menyuarakan kejelasan tugas pelatih sepak bola seperti dirinya.

Apakah bertanggung jawab terhadap urusan tim dan transfer? Apakah ia dan rekan-rekan sejawatnya juga punya kebebasan melakukan apa saja? Apakah hanya bertanggung jawab terhadap hasil-hasil baik dan buruk?

Semua pemikiran ini seolah bergelayut dalam kepala seorang Thomas Tuchel, meskipun pada akhirnya ia memutuskan tidak ingin terlalu ambil pusing. Ya, Chelsea telah merekrut sosok pelatih yang kritis, frontal, namun tetap berdedikasi terhadap pekerjaannya.

Tuchel sepertinya juga tidak terlalu peduli apabila Chelsea akan memecatnya suatu hari nanti, lantaran ia mengaku sebagai pribadi yang lebih mengutamakan kesempatan ketimbang risiko.

Ia tidak akan membiarkan ketakutan model apa pun menghadang dirinya, termasuk kans pemecatan yang mungkin akan dilakukan Roman Abramovich. Tuchel adalah pelatih yang menyukai tantangan sembari menghiraukan gangguan yang ada.

Tuchel akan jadi pelatih yang penuh passion dalam melakukan tugasnya tanpa takut akan dipecat. Semuanya ia peroleh berkat pembelajaran dan pengalamannya menangani Paris Saint-Germain (PSG), yang nyatanya harus berakhir dengan kepahitan.

“Ada pelatih yang memenangkan gelar tapi ujung-ujungnya dipecat, salah satunya yang ada di hadapan Anda sekarang. Semua terjadi pada saya ketika Natal, memenangkan sejumlah trofi lalu didepak,” ujarnya lagi.

Untuk diingat kembali, Les Parisiens secara mengejutkan memecat Thomas Tuchel saat malam Natal 2020, tidak lama setelah ia membawa PSG menang melawan Strasbourg dengan skor 4-1 di ajang Ligue 1 Prancis.

Melihat ketidakjelasan soal tugas dan tanggung jawab pelatih sepak bola dewasa ini, ditambah fakta bahwa mereka kadang dipecat seenaknya, Tuchel pun lebih memilih ‘masa bodoh’ dan fokus saja dengan pekerjaan menangani tim yang diamanatkan padanya.

“Saya rasa yang dicari adalah pria yang baik, lucu, yang bisa memenangkan banyak trofi dan juga berparas lumayan, tapi sosok seperti tidak ada,” ujarnya lagi.

Oleh sebab itu, cita-cita utama Tuchel sebagai seorang pelatih bukannya jadi sosok hebat dengan sederet trofi dan reputasi mentereng, melainkan sosok yang tepat bagi klub yang ditukanginya, sesuai dengan era yang tengah mereka hadapi.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom