In-depth

Sejarah Jepang Pecahkan Rekor Juara Piala Asia Berkat Pemain 'Cabutan'

Jumat, 29 Januari 2021 08:05 WIB
Editor: Indra Citra Sena
© AFC Asian Cup
Perayaan juara Jepang usai memastikan diri menjuarai Piala Asia berkat kemenangan atas Australia di final, 29 Januari 2011. Copyright: © AFC Asian Cup
Perayaan juara Jepang usai memastikan diri menjuarai Piala Asia berkat kemenangan atas Australia di final, 29 Januari 2011.

INDOSPORT.COM - Qatar betul-betul menjadi tempat bersejarah bagi Jepang di ajang Piala Asia. Di negara Timur Tengah itulah Samurai Biru pertama kali mencicipi atmosfer kejuaraan sepak bola internasional paling elite seantero Benua Kuning pada 1988.

Berselang 23 tahun kemudian, Jepang memecahkan rekor juara Piala Asia terbanyak (4) melampaui Iran dan Arab Saudi (3) juga saat kejuaraan ini berlangsung di Qatar. Momen itu terjadi selepas membungkam Australia di partai puncak dengan skor tipis 1-0, 29 Januari 2011.

Sebuah sepakan voli keren Tadanari Lee di waktu ekstra berujung pesta bagi Jepang. Gol tunggal tersebut bak pelepas dahaga karena kedua tim sama-sama tak sanggup membuka skor dalam waktu normal alias 90 menit.

Sang pencetak gol pun merupakan pemain pengganti yang baru menginjak lapangan pada menit ke-98 menggantikan striker utama, Ryoichi Maeda. Lee berdiri bebas tanpa pengawalan bek Australia dapat dengan mudah menyambut umpan silang dari Yuto Nagatomo.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Gol voli Lee mengembalikan ingatan publik terhadap aksi legendaris Zinedine Zidane kala mengukir gol kemenangan Real Madrid ke gawang Bayer Leverkusen di final Liga Champions 2001-2002. 

Saking indahnya, kiper Australia yang sarat pengalaman internasional dan cukup disegani kala berkarier Liga Inggris, Mark Schwarzer, sampai terpana dan mati langkah.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Jepang juga patut mensyukuri kemenangan tersebut karena sesungguhnya Australia lebih banyak menciptakan peluang gol. Beruntung, kegemilangan kiper Eiji Kawashima serta problem sentuhan akhir lawan membuat gawang mereka tetap steril.

Apresiasi khusus perlu diberikan kepada pelatih Jepang, Alberto Zaccheroni, yang berani mengambil risiko memasukkan Lee di waktu ekstra. Sekadar mengingatkan, striker berdarah Korea Selatan itu bukanlah personel reguler Samurai Biru.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Tadanari Lee bahkan baru mencatat debut internasional pada laga fase grup Piala Asia 2011 melawan Yordania. Akan tetapi, Zaccheroni tidak peduli dan lebih memercayai naluri sebagai seorang pelatih yang kemudian terbukti sukses mendatangkan gelar.

"Sebuah keberhasilan besar karena semua pemain merasakan keletihan luar biasa d turnamen ini, tapi kerja keras dan semangat juang tinggi telah membawa kami juara," cetus Alberto Zaccheroni kala itu.

Kembali ke Tadanari Lee, penyerang yang hanya mencatat 11 penampilan bareng timnas Jepang ini berstatus Zainichi, sebutan bagi keturunan Korea di Negeri Sakura. 

Pemilik nama asli Lee Chung-Sung ini diketahui memutuskan untuk menjadi warga negara Jepang saat berusia 21 tahun pada awal 2007. Tanadari Lee mengaku keluarganya sudah bermukim di sana selama 82 tahun.

"Kakek dan nenek saya pindah ke Jepang sekitar 82 tahun lalu. Saya merupakan Zainichi generasi keempat. Saya lahir dan tumbuh besar di sini," kata Tadanari Lee seperti dilansir AFP. 

"Bagi saya kedua negara, baik Jepang maupun Korea Selatan sama-sama penting, tapi saya lahir di sini. Wajar bila saya akhirnya memilih kewarganegaaraan Jepang karena merasa negeri ini adalah rumah saya," pungkasnya.

Berdasarkan penelusuran INDOSPORT, sekitar 475.000 warga berdarah Korea tinggal di Jepang. Sebagian besar merupakan keturunan nenek moyang yang berimigrasi atau menjadi budak selama pendudukan Tokyo atas Semenanjung Korea pada 1910-1945.

Secara historis, banyak orang Korea di Jepang sudah menggunakan nama-nama khas setempat untuk menghindari diskriminasi, tapi toh belakangan sudah banyak dari mereka yang berasimilasi dan berganti kewarganegaraan seperti Tadanari Lee. 

Susunan Pemain:

Australia (4-4-2): 1-Schwarzer; 8-Wilkshire, 2-Neill, 6-Ognenovski; 3-Carney; 14-Holman (7-Emerton 65'), 15-Jedinak, 16-Valeri, 17-McKay; 4-Cahill (22-Kilkenny 109’), 10-Kewell (23-Kruse 103')
Cadangan: 12-Coe, 18-Jones, 9-McDonald, 11-Burns, 13-North, 19-Oar, 20-Spiranovic, 21-McKain
Pelatih: Osieck (Jer)

Jepang (4-2-3-1): 1-Kawashima; 6-Uchida (2-Inoha 120'), 22-Yoshida, 4-Konno, 5-Nagatomo; 7-Ende, 17-Hasebe; 9-Okazaki, 18-K. Honda, 14-Fujimoto (3-Iwamasa 56'); 11-Maeda (19-Lee 98')
Cadangan: 21-Nishikawa, 23-Gonda, 12-Moriwaki, 13-Hosogai, 15- T. Honda, 16-Kashiwagi, 20-Nagata
Pelatih: Zaccheroni (Ita)

Stadion: Khalifa International (37.174) 
Gol: Lee 109'
Wasit: Irmatov (Uzb)
Kartu Kuning: Valeri, Holman, McKay (A)
Kartu Merah: -

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom