Alih-alih menyalahkan gaya pertahanan lawan, Jurgen Klopp semestinya introspeksi diri. Mengapa timnya begitu kesulitan menjebol gawang lawan dalam empat laga terakhir Liga Inggris?

Padahal sejak gol terakhir Liverpool yang dicetak Sadio Mane ke gawang West Brom, sudah ada lebih dari 70 kali percobaan tembakan yang dilakukan. Akan tetapi tak ada satu pun yang bisa berbuah menjadi gol sehingga membuat Liverpool pun kini terancam terlempar dari 4 besar. 

Sungguh ini adalah ironi jika melihat Liverpool sejatinya punya trio lini serang menakutkan di Eropa. Trisula Mohamed Salah, Roberto Firmino dan Sadio Mane adalah salah satu tridente paling mengerikan di Eropa saat ini. Tapi menjadi ironi memiliki trio maut itu bukan jaminan Liverpool bisa lepas dari masalah kemandulan. 

Absennya Virgil van Dijk banyak dianggap sebagai penyebab minimnya catatan gol liverpool dalam sebulan terakhir. Perlu diketahui jika Liverpool selama ini memang bermain tanpa playmaker.

Oleh karena itu secara tidak resmi, kreativitas serangan Liverpool diserahkan pada duet bek sayap yaitu Alexander-Arnold dan Robertson.

Sayangnya, kedua bek sayap Liverpool itu tidak bisa dengan fokus membangun serangan tim karena khawatir terkena counter attack. Itu juga yang menjadi penyebab garis pertahanan Liverpool kini tak setinggi saat masih ada Van Dijk di Liga Inggris.

Entah apapun penyebab lain dari lini depan Liverpool, yang jelas bukan saatnya bagi Jurgen Klopp untuk menyalahkan permainan lawan. Bermain indah saja tidak cukup, karena sepak bola adalah soal hasil akhir.