Liga Italia

Zlatan Ibrahimovic, Predator 'Abadi' AC Milan yang Semakin Ditakuti Lawan

Kamis, 21 Januari 2021 13:58 WIB
Editor: Isman Fadil
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Di usianya yang ke-39 tahun, kaki Zlatan Ibrahimovic masih belum menunjukkan tanda-tanda ingin berhenti, dan itulah yang membuatnya menjadi penyerang sepak bola kelas dunia.

Lahir pada tahun 1981, tak sedikit pesepakbola satu generasi dengan ibrahimovic memilih pensiun dari dunia si kulit bundar. 

Saat rekan satu timnya pensiun dan beralih menjadi pelatih, Ibrahimovic tetap bermain secara reguler setiap minggu dan mengejutkan semua orang dengan penampilan luar biasa.

Ibrahimovic Sang Predator Abadi

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Ibrahimovic mencetak gol pertamanya di Liga Swedia bersama Malmo FF pada 1999. Banyak kejadian terjadi setelah gol pertama Ibra.

Grup Spice Girls bubar, Blackburn Rovers terdegradasi, Yunani menjadi juara Euro, tapi hanya ada satu hal yang tidak berubah. Ibrahimovic tidak pernah berhenti mencetak gol.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Dari Eredivisie, Serie A, LaLiga, Ligue1, Liga Inggris hingga Major League Soccer (MLS), striker Swedia ini pergi kemanapun dia tetap menjadi 'dewa' para pemain.

Ibrahimovic juga membuktikan bahwa usia tidak mempengaruhi penampilannya. Hingga pekan ke-18 Serie A 2020/2021, bomber AC Milan itu sudah membuat 12 gol dari delapan penampilan.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Zlatan Ibrahimovic mengibaratkan dirinya seperti anggur merah. Di usianya yang makin menua, mantan bomber Inter Milan dan Barcelona itu justru masih mampu tampil oke.

"Semakin tua, saya semakin topcer, seperti anggur merah! Anda suka? Saya contoh sempurna dari tiu," celoteh Ibrahimovic dikutip dari Soccerway.

Setelah memperkuat LA Galaxy, Ibrahimovic kembali ke AC Milan pada Desember 2019 saat usianya menginjak angka 38 tahun. Awalnya, keputusan merekrut Ibra mendapat tentangan dari banyak pihak.

Milan diyakini lebih ingin mengambil keuntungan dari sisi komersial saat memboyong Ibra. Klub yang bermarkas di San Siro harus membayar Ibra 10 juta euro jika dia mempertahankan sang striker satu tahun lagi.

Mempertimbangkan dampak komersial yang bisa dibawa Ibrahimovic ke klub, kontrak ini masih menguntungkan AC Milan. Tapi, Ibra justru membuktikan sebaliknya.

Faktor Ibrahimovic Buat AC Milan Kembali Jadi Klub Raksasa

AC Milan menjelma menjadi klub yang sulit untuk dikalahkan berkat andil Zlatan Ibrahimovic. Setelah bermain dalam 18 pertandingan di Serie A pada musim 2019/2020, Ibra mampu mencetak 10 gol.

Pada musim 2020/2021, Ibra terus bermain secara reguler. Dengan rata-rata waktu bermain sebanyak 52 menit, keran gol Ibrahimovic belum berhenti. Performanya bahkan lebih baik dari Cristiano Ronaldo yang membutuhkan rata-rata 78,8 menit untuk mencetak gol.

Menurut OptaPaolo , Ibra juga membuat rekor impresif dengan mencetak sembilan gol berturut-turut di salah satu dari 5 liga top Eropa. Pemain yang juga penah bersinar berama Paris Saint-Germain (PSG) itu seakan mematahkan prediksi semua orang yang meragukannya.

Di periode kedua memperkuat AC Milan, Ibra masih mempertahankan kualitas luar biasa sebagai seorang striker seperti biasanya. Dia memiliki kemampuan bergerak tanpa bola dengan cerdas dan efektif. Contoh terbaru saat Ibra berhasil melepaskan diri dari jebakan offside untuk mencetak gol dalam pertandingan melawan Cagliari.

AC Milan terbang tinggi di Serie A berkat performa impresif Zlatan Ibrahimovic. Mereka memimpin klasemen setelah 18 pekan. Apa yang terjadi di kub berjuluk I Rossoneri benar-benar berubah sejak Ibra kembali.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom