Bola Internasional

Patrick Kluivert: Sukses di Ajax dan Barcelona, Terdampar di AC Milan

Sabtu, 16 Januari 2021 20:15 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Pedro Salado/Action Plus via Getty Images
Patrick Kluivert pernah bermain di sejumlah klub seperti Ajax, AC Milan, dan Barcelona. Copyright: © Pedro Salado/Action Plus via Getty Images
Patrick Kluivert pernah bermain di sejumlah klub seperti Ajax, AC Milan, dan Barcelona.

INDOSPORT.COM - Melihat kembali perjalanan Patrick Kluivert sejak membela Ajax Amsterdam, terdampar di AC Milan, dan kembali bangkit di Barcelona.

Ketika mendengar kata ‘Kluivert’, salah satu hal yang terbesit di benak adalah keluarga pesepak bola asal Belanda yang sudah turun-temurun mewariskan bakatnya selama tiga generasi.

Dimulai dari Kenneth Kluivert, mantan pemain SV Robinhood dan Timnas Suriname, lalu Patrick Kluivert, dilanjut sang putra, Justin Kluivert (AS Roma saat ini dipinjamkan ke RB Leipzig) dan Ruben Kluivert (Jong Utrecht).

Trah Kluivert di Belanda sendiri dimulai setelah Kenneth pindah dari Suriname bersama keluarganya, usai berkontribusi memajukan sektor sepak bola di negara yang mayoritas berbahasa Jawa tersebut.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Di Belanda pula sang anak, Patrick Kluivert, memulai kariernya sebagai pesepak bola. Berawal dari permainan di jalanan, ia mendapat kesempatan yang luar biasa untuk belajar di akademi milik Ajax Amsterdam saat usia tujuh tahun.

Bersama Ajax, Kluivert berhasil meraih serentetan gelar atau bisa dibilang yang terbanyak sepanjang kariernya ketimbang klub-klub lain. Salah satunya Eredivisie Belanda, yang dinikmatinya selama dua musim beruntun pada 1994 s.d. 1996.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Ia adalah bagian skuat hebat Ajax pada periode 1990-an bersama sejumlah pemain seperti Edwin van der Saar dan Clarence Seedorf. Saat musim 1994-1995 saja ia berhasil menjadi top skor untuk timnya dengan torehan 18 gol.

Sayangnya jumlah tersebut masih kalah dari Ronaldo Luis Nazario de Lima (PSV Eindhoven) yang mencatatkan 30 gol. Sementara itu, rekan Kluivert di Ajax, Jari Litmanen, ada di peringkat tiga dengan 17 gol.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Perolehan mentereng Kluivert itu sejalan dengan prestasi mengagumkan nan impresif Ajax di liga. Skuat asuhan Louis van Gaal tampil sebagai pemuncak klasemen akhir tanpa mengalami satu kekalahan pun.

Tahun 1995 memang bak kenikmatan bagi seorang Patrick Kluivert. Selain menjuarai liga, ia juga sukses menyabet sejumlah gelar bergengsi lainnya bersama Ajax yakni Liga Champions, Piala Super Eropa, Piala Super Belanda, dan Piala Interkontinental.

Perjalanan Kluivert bersama Ajax pun berakhir pada 1997 saat dirinya pindah ke klub Italia, AC Milan. Akan tetapi, momennya bersama Rossoneri tidak lebih dari sekadar kisah pemain ‘terdampar’ di tempat yang tidak semestinya.

Awal karier Kluivert di AC Milan sebenarnya cukup lumayan, namun situasilah yang jadi biang kerok dirinya gagal bersinar di sana, apalagi setelah timnya hanya finis di peringkat sepuluh klasemen Serie A Italia 1997-1998.

Dalam waktu singkat, Kluivert berubah dari pesepak bola yang panen gelar menjadi seorang pemain yang kurang beruntung setelah pindah ke Italia. Memang hanya ‘terdampar’, ia pun cabut dari AC Milan pada 1998.

Adalah Barcelona yang jadi pelabuhan ayah Justin Kluivert ini. Beruntung, di klub inilah ia bereuni dengan pelatih sekaligus mentornya di Ajax, Louis van Gaal.

Kariernya yang sempat meredup di AC Milan pun kembali bersinar. Ia menciptakan kerja sama yang apik dengan Rivaldo dan membawa Barcelona meraih gelar LaLiga Spanyol 1998-1999.

Selebihnya, seperti yang banyak orang tahu, Blaugrana mengalami masa-masa paceklik usai periode hebat mereka pada tahun 1999. Akan tetapi, Kluivert tetap gemilang dengan pencapaian-pencapaian pribadinya.

Selain Ajax, Blaugrana mungkin salah satu klub yang menganggap Patrick Kluivert legenda hebat mereka. Buktinya, ia jadi anggota tim Barcelona Legends yang bermain lawan Uganda pada 2015.

Ia bahkan menciptakan gol indah lewat tendangan lob-nya yang spektakuler, membuktikan bahwa usia bukan halangan baginya untuk menjebol gawang lawan dengan penuh gaya dan pastinya kualitas.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom