INDOSPORT.COM - Manajemen PSIS Semarang saat ini tengah dipusingkan dengan kondisi keuangan tim akibat ketidakjelasan kompetisi Liga 1 2020.
Apabila tim lain seperti Madura United sudah membubarkan pemain, hal yang sama nampaknya sulit berlaku di Laskar Mahesa Jenar.
Pasalnya saat ini PSIS memiliki kontrak jangka panjang dengan hampir seluruh pemainnya. Kontrak tersebut membuat manajemen PSIS masih diwajibkan membayar gaji walaupun kompetisi Liga 1 tidak jelas.
Tak hanya kepada pemain, manajemen PSIS juga masih berkewajiban menggaji official hingga karyawan yang bekerja di bawah naungan PT. Mahesa Jenar Semarang sebagai pengelola tim.
Kondisi tersebut membuat keuangan PSIS hancur. Apalagi selama hampir setahun ini, tidak ada pemasukan dari tiket pertandingan mau pun berkurangnya pendapatan dari sisi bisnis lainnya.
Menurut General Manager PSIS Wahyu Winarto, kondisi keuangan timnya seperti orang yang tengah sekarat.
"Kalau kami tidak kontrak jangka panjang, mungkin kami seperti Madura United membubarkan tim di tengah ketidakjelasan kompetisi Liga 1," tandas pria yang kerap disapa Liluk ini di Semarang, Selasa (05/01/20).
"Yang kontraknya hanya setahun cuma satu dua pemain. Lainnya jangka panjang," imbuh Liluk.
Kondisi keuangan di PSIS yang sudah seret sebetulnya terlihat sejak November lalu. Pada saat itu manajemen PSIS memang terbuka bahwa mereka telat memberi gaji kepada pemain karena tidak ada pendapatan.
Bahkan, Yoyok Sukawi selalu CEO PSIS mengatakan bahwa sebagian pemilik saham mencoba menjual aset pribadi untuk digunakan sebagai salah satu cara mencari tambahan dana dalam memberi gaji kepada pemain.
Di sisi lain, kondisi keuangan PSIS semakin berantakan karena sempat adanya prank dari PSSI dan PT. Liga Indonesia Baru (PT. LIB) pada saat akan melanjutkan kompetisi Liga 1 pada Bulan Oktober 2020 silam.
PSIS yang sudah berusaha mempersiapkan tim dan mendatangkan pemain asingnya harus gigit jari ketika itu karena kompetisi Liga 1 batal dilanjutkan akibat izin yang tidak turun dari pihak Kepolisian Republik Indonesia.
Situasi tersebut diklaim manajemen PSIS sebagai salah satu kejadian yang membuat keuangan mereka hancur lebur pada kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom