Liga Inggris

Nostalgia di Balik Cara Frank Lampard Perlakukan Mason Mount

Selasa, 24 November 2020 20:35 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Neil Hall/PA Images via Getty Images
Pemain Chelsea, Mason Mount tampak sedih setelah penalti yang gagal dalam adu penalti membuat mereka kalah atas Tottenham putaran keempat Piala Carabao di Stadion Tottenham Hotspur, (29/09/2020). Copyright: © Neil Hall/PA Images via Getty Images
Pemain Chelsea, Mason Mount tampak sedih setelah penalti yang gagal dalam adu penalti membuat mereka kalah atas Tottenham putaran keempat Piala Carabao di Stadion Tottenham Hotspur, (29/09/2020).
Kritikan ke Mason Mount Adalah Deja Vu Lampard

Apa yang dilihat Lampard dari beragam kritikan yang dilancarkan ke Mount sendiri layaknya sebuah nostalgia, atau lebih tepatnya Deja Vu saat dirinya menapaki jejak awal sebagai pemain.

Entah banyak yang tahu atau tidak, posisi Lampard kala masih menjadi pemain muda sama seperti Mount. Ia dikritik karena kerap tampil di tim utama West Ham United. Banyak yang menyebut kala itu, bahwa Lampard bermain karena kehadiran sang paman, Harry Redknapp sebagai pelatih.

Bahkan kritikan yang diterima Lampard didapatkannya secara langsung di depan wajahnya saat pihak West Ham menggelar sebuah konferensi bersama para pendukungnya.

Saat itu, salah seorang pendukung West Ham meragukan kapasitas Lampard saat muda dan membandingkannya dengan Scott Canham, pemain muda yang dilepas The Hammers.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

“Saya ingin bertanya kepada Harry (Redknapp)apakah publisitas yang ia berikan ke Frank (Lampard) pantas? saya pikir ia tak cukup bagus dan saya juga berpikir beberapa tahun belakangan ini Anda melepas gelandang muda apik seperti Matt Holland dan Scott Canham dengan murah,” tutur orang yang hadir di acara tersebut.

Redknapp menjawab dengan mudah bahwa kedua pemain itu tak cukup bagus dan Lampard pemain yang pantas dan akan lebih hebat dari Scott Canham. Pernyataan sang paman pun dibantah oleh pendukung West Ham tersebut yang mengatakan ucapannya tidak benar.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Namun Redknapp tetap pada pendiriannya. Ia menanggalkan status kekeluargaannya dengan Lampard dan mengatakan bahwa keponakannya ini takkan bisa dibandingkan dengan Canham dalam prestasi di masa depan.

“Saya katakan kepada Anda sekarang tanpa ragu sedikitpun tentang prestasi yang akan didapatkan Frank (Lampard) di sepak bola dan prestasi yang akan didapatkan Scott (Canham),” tegas Redknapp.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Apa yang dikatakan Redknapp pun terbukti. Lampard terus bermain dan menjadi salah satu gelandang terbaik di dunia di sepak bola modern. Sedangkan Canham? Ia pensiun di 2007 saat Lampard di masa jayanya bersama Chelsea.

Cara sang paman mengendalikan kritikan dari internal klub kepadanya pun dicoba Lampard bersama Chelsea dan Mount. Tanpa disadari, mungkin apa yang dialami Lampard saat masih belia juga ia salurkan kepada Mount sehingga nantinya ada sebuah pembuktian untuk membungkam kritik tersebut.

Selebihnya, menarik dinantikan apakah Frank Lampard benar-benar akan Deja Vu dan melihat Mason Mount mengikuti jejaknya menjadi salah satu pemain terhebat di sepak bola?

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom