INDOSPORT.COM - Mantan pemain Borneo FC, Julien Faubert, menceritakan pengalaman pahit saat bergabung dengan Real Madrid pada 2009 lalu. Pria yang kini berusia 37 tahun itu mengaku terkejut dihubungi Los Blancos.
Pelatih Real Madrid saat itu, Juande Ramos, sedang membutuhkan soerang pemain yang berposisi sebagai winger kanan. Faubert menjadi opsi terakhir lantaran kubu Madrid gagal mendatangkan pemain incaran utama.
Faubert yang didatangkan Real Madrid dengan status pinjaman dari West Ham United gagal memenuhi ekspetasi publik Santiago Bernanabeu. Pria asal Prancis itu hanya mencatatkan dua penampilan sebelum akhirnya dikembalikan ke The Hammers.
Ramos beralasan bahwa kualitas Faubert masih jauh di bawah standar Real Madrid. Akan tetapi, Faubert berdalih jika kegagalannya semasa berseragam putih-putih lantaran dirinya tidak banyak diberikan kesempatan waktu bermain.
-"Untuk menunjukkan level permainan Anda, Anda perlu diberikan kesempatan," kata Faubert dalam acara program 'Los Otros' di Movistar, sebagaimana dikutip dari Marca.
Tudingan untuk Julien Faubert, Jersey hingga Tertidur di Bench Real Madrid
-Tidak hanya soal kualitas, berbagai kontroversi pun datang menghinggapi Faubert. Dia dianggap memiliki berat badan yang berlebih juga dituding tengah tertidur di bangku cadangan selama pertandingan di Bernabeu.
Namun Faubert membantah kedua tudingan tersebut. Pertama, dia mengaku bahwa jersey Real Madrid yang membuatnya terlihat gemuk.
Lalu, Faubert juga membantah dengan keras bahwa dirinya tertidur di bench saat pertandingan Real Madrid.
"Saya bugar, tapi jersey putih Real Madrid membuat Anda terlihat gemuk. Tapi tidak ada yang salah dengan saya."
"Dan di foto [Faubert tidur] Anda tidak bisa melihat kebenarannya, padahal mata saya benar-benar terbuka. Kalau dilihat di kamera memang mataku tertutup, tapi sebenarnya tidak," sambungnya.
"Kadang-kadang orang membuat cerita sehingga ada sesuatu untuk dibicarakan. Itu mempengaruhi anak-anak saya dan itulah yang paling menyakiti saya. Saya ingin mereka tahu bukan itu yang terjadi. Aku hanya berbaring, menonton pertandingan," imbuhnya.
Karier Faubert di Real Madrid justru dikenang karena tingkah konyolnya. Ia pernah melewatkan satu sesi latihan karena ia mengira kalau saat itu adalah hari libur.
"Saya selalu bertanya kepada salah satu pemain yang bisa berbahasa Inggris atau Lassana Diarra tentang jadwal latihan kami. Tapi hari itu saya tidak memeriksanya, dan itu jelas merugikan saya," katanya.
Meski begitu, Julien Faubert merasa bangga pernah mendapatkan kesempatan bermain untuk klub sebesar Real Madrid.
"Jika Real Madrid menghubungi Anda, sulit untuk mengatakan 'tidak'. Bahkan jika mereka menelepon saya pada usia 80 tahun, saya tetap akan mengatakan 'ya'," tandasnya.
Julien Faubert melanglang buana sepanjang kariernya. Takdir sempat membawanya terbang ke Borneo FC selama semusim pada 2018 lalu. Terakhir, ia bermain di kasta bawah Liga Prancis bersama Frejus Saint-Raphael.