In-depth

Ketika Timnas Spanyol Tak Lagi Didominasi Real Madrid dan Barcelona

Rabu, 18 November 2020 13:00 WIB
Editor: Yosef Bayu Anangga
© Mateo Villalba/Quality Sport Images/Getty Images
Spanyol sukses mempermalukan Jerman 6-0 di Nations League. Menariknya, prestasi itu diraih ketika mereka tak lagi didominasi pemain Barcelona dan Real Madrid. Copyright: © Mateo Villalba/Quality Sport Images/Getty Images
Spanyol sukses mempermalukan Jerman 6-0 di Nations League. Menariknya, prestasi itu diraih ketika mereka tak lagi didominasi pemain Barcelona dan Real Madrid.

INDOSPORT.COM – Spanyol sukses mempermalukan Jerman 6-0 di Nations League. Menariknya, prestasi itu diraih ketika mereka tak lagi didominasi pemain Barcelona dan Real Madrid.

Kejutan besar terjadi ajang UEFA Nations League, Rabu (18/11/20) dini hari WIB, di laga Liga A Grup 4 yang mempertemukan Spanyol dengan Jerman.

Laga ini tadinya diprediksi akan menghasilkan pertarungan ketat, mengingat kedua tim memiliki kualitas yang tak jauh berbeda. Selain itu, Spanyol dan Jerman sama-sama memburu kemenangan untuk memperebutkan satu tiket ke semifinal Nations League tahun depan.

Namun, di luar dugaan La Furia Roja justru tampil superior terhadap Tim Panser. Tidak tanggung-tanggung, mereka meraih kemenangan enam gol tanpa balas lewat hattrick Ferran Torres dan masing-masing satu gol dari Alvaro Morata, Rodri, dan Mikel Oyarzabal.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Menariknya, dari enam gol tersebut, tak satu pun dicetak oleh pemain Barcelona dan Real Madrid. Mayoritas justru dihasilkan melalui pemain Manchester City (Torres dan Rodri), sedangkan sisanya dibagi rata Juventus (Morata) dan Real Sociedad (Oyarzabal).

Hal ini tidak lepas dari fakta bahwa skuat timnas Spanyol besutan Luis Enrique ini memang tak lagi didominasi pemain Real Madrid dan Barcelona. Hal ini berkebalikan dengan situasi tim ketika memenangi Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Dilansir Marca, berkurangannya dominasi pemain dari kedua klub itu terjadi pasca kegagalan di Piala Dunia 2018.

Ketika itu, pelatih Julen Lupetegui memanggil total 10 pemain dari kedua klub, yakni Jordi Alba, Dani Carvajal, Nacho, Gerard Pique, Sergio Ramos, Isco, Sergio Busquets, Lucas Vazquez, Andres Iniesta, dan Marco Asensio. Namun, La Furia Roja justru kandas di babak 16 besar dari tuan rumah Rusia.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Dalam kurun dua tahun, Luis Enrique kemudian melakukan perubahan total. Ia tak lagi memanggil pemain berdasarkan nama besar pemain atau klub, melainkan sepenuhnya berbasis penampilan dan performa.

Pemain seperti Isco, Carvajal, dan Vazquez yang mulai menurun performa dan menit bermainnya di level klub pun tak lagi dipanggil.

Akibatnya, di skuat untuk laga internasional bulan ini, Madrid dan Barcelona masing-masing hanya mengirim dua pemain yakni Asensio dan Ramos serta Busquets dan Sergi Roberto. Di luar itu, ada pula Ansu Fati yang kali ini terpaksa absen karena cedera.

Jumlah pemain yang disumbangkan Madrid dan Barcelona pun setara dengan sejumlah klub lain, seperti Atletico Madrid, Real Sociedad, Athletic Bilbao, dan Villarreal yang juga menyumbang masing-masing dua pemain. Klub dengan sumbangan terbanyak justru dipegang Manchester City (tiga pemain).

Komposisi ini pun menunjukkan ketatnya persaingan di LaLiga Spanyol saat ini.  Keberhasilan Sociedad, Villarreal, dan Atletico Madrid mengisi posisi tiga besar di klasemen sementara diganjar Enrique dengan memanggil masing-masing dua pemain dari tiga klub tersebut.

Prinsip Enrique untuk berpegang pada performa juga tampak pada pemanggilan sejumlah pemain yang berkarier di luar negeri, misalnya Adama Traore dan Dani Olmo. Meski tak membela tim raksasa, kedua dipanggil karena memang tengah menunjukkan performa yang bagus.

Dengan menurunnya permainan Real Madrid dan Barcelona belakangan ini, serta minimnya pemain Spanyol berkualitas di kedua klub tersebut, keputusan Enrique pun patut dipresiasi.

Di sisi lain, hal ini juga akan mendorong para pemain Spanyol di klub-klub lain untuk tampil sebaik mungkin demi membuka peluang masuk ke timnas, seperti yang dialami Mikel Oyarzabal dan Mikel Merino yang gemilang di Sociedad.

Meski demikian, tidak bisa dimungkiri pula dua pemain veteran Madrid dan Barcelona yakni Sergio Ramos dan Sergio Busquets masih punya peran penting untuk membimbing para pemain lain.

Di sisi lain, minimnya dominasi Real Madrid dan Barcelona pun turut mengurangi hawa panas di timnas akibat rivalitas kedua tim. Dengan demikian, kondisi timnas yang lebih berwarna justru lebih menimbulkan kekompakan.

Dengan tim yang kompak dan usia rata-rata yang masih 25,5 tahun, bisa dibilang Luis Enrique kini tengah menyongsong masa depan cerah bagi timnas Spanyol asuhannya.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom