Koneksi Ajax-Italia: dari Ruud Krol, Van Basten, sampai Ibrahimovic (Part 1)
Koneksi Ajax-Italia yang paling menonjol dimulai pada era trio Belanda Marco Van Basten, Ruud Gullit, dan Frank Rijkaard di akhir 80-an. Berbeda dengan Ruud Krol (Napoli) dan Willem Keft (Pisa), karier trio ini jauh lebih mengkilap.
Marco Van Basten pertama kali ke Italia bergabung dengan klub AC Milan pada musim 1987-1988. Van Basten tak sendiri, eks kompatriotnya di Ajax, Ruud Gullit juga ikut pada musim yang sama sebagai bagian dari revolusi yang ingin dilakukan pemilik anyar Milan, Silvio Berlusconi.
Keduanya pun relatif langsung nyetel. Gullit (gelandang serang) tampil di 29 laga Serie A Italia dengan 9 gol. Sementara Van Basten (striker) tampil 11 laga dengan torehan tiga gol. Debut Van Basten tergganggu oleh cederanya.
Kedatangan keduanya langsung menghadirkan gelar scudetto AC Milan setelah puasa selama hampir satu dekade. Seakan 'ketagihan' dengan alumni Ajax, AC Milan kembali mendatangkan satu pemain, yakni Frank Rijkaard yang kala itu memperkuat Real Zaragoza.
-Tim AC Milan pun seakan menjadi sempurna. Setelah kedatangan Frank Rijkaard, AC Milan di bawah Arrigo Sacchi sukses menjuarai dua gelar Liga Champions secara beruntun.
Kebersamaan ketiganya pun berlangsung selama kurang lebih enam tahun. Rijkaard menjadi paling pertama hengkang pada akhir musim 1992-1993. Sementara Van Basten sudah tak main sejak tahun 1993 karena cedera, sampai akhirnya penisun di musim 1995.
-Ruud Gullit menjadi anggota trio belanda yang paling setia dengan Milan ketia ia main sampai musim 1994-1995. Cedera mengganggu akhir kariernya, tetapi ia sempat berjasa di final Liga Champions 1994 kala Milan menghancurkan Barcelona 4-0.
Gelombang Ajax di Italia Tahun 90-an
Kesuksesan trio Belanda di AC Milan makin menarik klub-klub Italia untuk mendatangkan bakat alumni Ajax Amsterdam. Para pemain Ajax pun juga tertarik karena Serie A Italia saat itu adalah liga terbaik di dunia.
Setelah trio Gullit, Basten, dan Rijkaard, pada 1992 datanglah tiga pemain yakni Aron Winter (Lazio-Inter Milan), Johny Van'Schip (Genoa), dan Bryan Roy (Foggia).
Aaron Winter membela Lazio selama empat musim. Walau tampil reguler, namun tak ada prestasi yang dipersembahkan untuk Lazio.
Selepas dari Lazio, ia hijrah ke Inter. Di Giuseppe Meazza nasibnya sedikit membaik karena ikut merasakan gelar juara Piala UEFA 1997-1998.
Gelombang besar-besaran pemain Ajax terjadi pada 1996. Keberhasilan Ajax untuk kembali menjadi jawara Liga Champions tahun 1995 usai mengalahkan Milan (1-0), membuat klub-klub Serie A membuka pintu bagi mereka untuk menorehkan prestasi di Italia.
Akan tetapi tak semuanya sukses. Milan merekrut tiga pemain Ajax kala itu, yakni Michael Reizifer, Winston Bogarde, dan Patrick Kluivert. Namun tak ada prestasi yang yang berhasil disumbangkan kepada mantan lawan mereka di final Liga Champions 1995 itu.
Begitu pula dengan Dennis Bergkamp yang kariernya cuma sebentar di Inter Milan walau akhirnya jadi legenda di Arsenal.
Ada pula nama Clarence Seedorf. Seedorf datang ke Italia dari Ajax untuk memperkuat Sampdoria. Dalam waktu singkat, ia langsung pindah ke klub yang lebih besar, yakni Inter Milan.
Namun, Seedorf tak menemukan kecocokan di Inter hingga hijrah ke Real Madrid sebelum akhirnya balik ke Italia dan menjadi legenda bersama AC Milan.
Banyak lagi-lagi nama-nama alumni Ajax atau pemain Belanda lainnya yang ke Italia mulai dari Van Der Sar, Edgar Davids, sampai Kanu. Invasi pemain Ajax berlangsung sampai ke era 2000-an dan sampai tahun 2020 ini.
- Bersambung
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom