INDOSPORT.COM – Nicolas Pepe mulai frustrasi di Arsenal akibat minimnya menit bermain. Mikel Arteta harus segera mencari solusi untuk mencegah bom waktu baru ini meledak.
Didatangkan dari klub Ligue 1 Prancis, Lille, pada bursa transfer musim panas 2019 lalu, Nicolas Pepe disambut dengan harapan tinggi. Maklum saja, pemain sayap ini diboyong dengan banderol 72 juta pounds (Rp1,3 triliun), yang menjadikannya pembelian termahal dalam sejarah Arsenal.
Pepe sendiri memang tampil memukau bersama Lille. Di musim 2018/2019 yang menjadi musim terakhirnya sebelum pindah ke Emirates Stadium, ia mencetak 23 gol dan menyumbangkan 12 assist dari 41 penampilan di semua kompetisi.
Di bawah Unai Emery, performa Pepe tak terlalu memuaskan. Ia hanya sanggup mencetak 1 gol dan 2 assist dari 10 penampilan di Liga Inggris, sebelum kemudian manajer asal Spanyol itu dipecat.
-Bersama Mikel Arteta yang pada Desember 2019, penampilan Pepe mulai membaik. Ia mencetak 3 gol dari 10 penampilan sebagai starter di liga, termasuk ketika mengalahkan Manchester United yang menjadi kemenangan pertama sang manajer.
Meski demikian, kehadiran Willian pada musim panas ini mulai membuat Pepe kehilangan tempat. Ia hanya menjadi pemain mula di Liga Europa dan Piala Liga, sedangkan di Liga Inggris perannya bergeser menjadi pemain pengganti.
-Situasi ini pun mulai membuat bintang Pantai Gading ini frustrasi. "Tujuan saya adalah bermain lebih sering. Seorang pemain yang bermain akan senang. Saya ingin tampil lebih sering agar bisa tersenyum lagi," katanya kepada Canal Plus.
“Dia (Mikel Arteta) ingin saya fokus 100% selama 90 menit pertandingan. Tapi kemudian saya menyadari saat latihan bahwa saya akan jadi pemain pengganti di akhir pekan berikutnya.
“Dia bicara pada saya, dia juga punya asisten yang bisa melakukan itu. Namun pemain mana pun akan frustrasi jika duduk di bangku cadangan. Menjadi super-sub? Semua tergantung kepada saya agar tak perlu menjalani peran itu,” pungkas Pepe.
Pepe sendiri sejatinya tampil cukup baik di Liga Europa musim ini, dengan 2 gol dan 2 assist dari 3 penampilan sebagai starter. Namun, di Liga Inggris di mana ia hanya 1 kali jadi starter dan 7 kali jadi pemain pengganti, ia hanya berhasil mencetak sebiji gol.
Minimnya menit bermain Pepe ini pun berpotensi menjadi bom waktu bagi Arsenal. Jika situasi ini terus bertahan, sang pemain bisa saja memilih untuk hengkang.
Masalahnya, akan sangat sulit bagi Arsenal untuk “balik modal” jika mereka memutuskan untuk melepas Pepe, mengingat klub-klub Eropa mengalami krisis finansial akibat pandemi Covid-19 dan penampilan Pepe pun tak cukup istimewa untuk membuat klub lain bersedia membayar mahal.
Di sisi lain, menjualnya dengan murah pun akan menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi manajemen klub London Utara itu.
Dengan demikian, Arteta pun harus mencari solusi untuk memberikan menit bermain lebih banyak kepada Pepe. Apalagi, Willian yang diandalkan di sektor sayap kanan pun sebenarnya tidak tampil istimewa dan bahkan belum mencetak 1 gol pun.
Salah satu alasan Arteta kerap memainkan Willian adalah karena dalam formasi 3-4-3, bintang asal Brasil itu mampu lebih memberikan perlindungan kepada Hector Bellerin yang naik menjadi gelandang kanan. Namun, akibatnya Willian pun menjadi kehilangan daya dobrak karena menjalani tugas ganda.
Formasi 3-4-3 sendiri menghasilkan 3 dari 4 kemenangan Arsenal di Liga Inggris musim ini. Meski demikian, formasi ini juga menghasilkan 2 kekalahan terbaru The Gunners di liga, yakni dari Leicester dan Aston Villa.
Salah satu solusi yang bisa diambil Arteta adalah menepikan sementara formasi 3-4-3 di Liga Inggris, dan memainkan pola lain yang lebih sesuai bagi Nicolas Pepe. Apalagi, sayap Pantai Gading itu tengah tampil tajam di Liga Europa sehingga panasnya performa Pepe ini pun layak dimanfaatkan oleh Arteta.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom