INDOSPORT.COM - Eks pemain AC Milan, Marco van Basten, adalah salah satu pemain yang harus pensiun muda, yang membuatnya tidak bisa bisa seperti Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo.
Tidak banyak klub yang pernah dibela pria kelahiran 31 Oktober 1964 tersebut. Selama karier profesionalnya, ia hanya berseragam Ajax Amsterdam dan AC Milan.
Marco van Basten adalah seorang striker komplet dengan kemampuan menciptakan momen brilian di tengah pertandingan. Final Euro 1988 adalah saksinya.
Tendangan voli Van Basten ketika melawan Uni Soviet di Munich menunjukkan identitas permainan Timnas Belanda yang unggul dalam hal teknik, kekuatan, fleksibilitas, dan disertai kepercayaan diri tinggi.
-Di level klub, Van Basten rasa-rasanya cukup kenyang menikmati seabrek trofi yang telah ia raih. Bersama Ajax, ia menjuarai Eredivisie dan KNVB Cup, sedangkan di AC Milan, San Marco merasakan kenikmatan jadi kampiun Serie A dan Liga Champions.
Meski demikian, ada nasib kelam di balik gemilangnya karier seorang Marco van Basten. Seperti diketahui, ia harus gantung sepatu secara prematur akibat cedera yang memengaruhi kondisi fisiknya.
-Banyak yang bilang peraih Ballon d’Or tersebut adalah korban dari kesuksesannya sendiri. Ada yang beranggapan Van Basten main terlalu berlebihan hingga merusak engkelnya, ada pula yang bilang ia hanya tidak beruntung dalam karier.
Meski demikian, sang pemain enggan menyebut dirinya sebagai korban, apalagi ketika dirinya dengan sepenuh hati melakukan apa yang ia cintai yakni sepak bola.
“Bayangkan Anda merasakan sakit setiap menitnya setiap hari, rasa sakit dari engkel menjalar ke seluruh tubuh. Selama masih ada harapan, Anda merasa bisa pulih dan bersedia menderita, tapi akhirnya saya merasa semua sudah berkahir,
“Saya tidak melihat diri saya sebagai korban. Saya melihatnya sebagai contoh bagaimana sebuah karier yang brilian pada akhirnya harus berakhir,” ucap Marco van Basten kepada laman FIFA pada tahun 1996.
Van Basten juga mengaku salah satu hal yang disesalinya adalah tidak mendapat perawatan yang baik dari sisi medis. Ia bahkan secara gamblang menyebut engkelnya rusak parah bukan karena pemain, melainkan para dokter bedah.
Akan tetapi, Van Basten harus menerima takdir yang telah ditentukan untuknya, meski di lubuk hati terdalam ia ingin seperti Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo yang masih bermain hebat meski sudah berusia 30 tahun lebih.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom