3. Diogo Jota (Liverpool)

Nama Diogo Jota jadi pembicaraan usai tampil gemilang bersama Liverpool, berkat torehan 7 gol hanya dari 10 pertandingan sejak bergabung pada bursa transfer musim panas lalu. Dari 7 gol itu, 4 di antaranya tercipta lewat kaki kanan, 2 lewat kaki kiri, dan 1 sundulan.

Catatan tersebut membuat Diogo Jota menjadi senjata baru bagi Liverpool. Kemampuannya yang komplet membuatnya bisa ditempatkan di mana pun dari trisula lini depan Liverpool. Terbukti, meski berposisi asli sebagai pemain sayap, ia kini justru lebih kerap menggantikan Roberto Firmino di tengah.

2. Mason Greenwood (Manchester United)

Mason Greenwood merupakan ambidextrous natural. Ole Gunnar Solskjaer pernah menyampaikan pujian soal ini. “Dia berbakat alami. Dia bisa menendang penalti dengan kaki kanan, lalu dengan kaki kiri, lalu tendangan bebas dengan kaki kiri, lalu dengan kaki kanan lagi,” katanya di situs resmi MU.

Secara statistik, perbedaan jumlah gol kaki kiri dan kaki kanan Mason Greenwood tidak berbeda jauh. Dari 19 gol yang dicetaknya, 11 dicetak dengan kaki kiri sedangkan sisanya dengan kaki kanan. Ia pun bisa mengisi semua posisi di lini depan MU meski lebih kerap dimainkan di sayap kanan.

1. Kevin de Bruyne (Manchester City)

© mancity.com

Kevin De Bruyne

Kevin de Bruyne sejatinya berkaki kanan dominan. Namun, ketika kecil ia dilarang menggunakan kaki terkuatnya itu karena kerap merusak tanaman, sehingga ia kemudian melatih kaki kirinya. Ia pun kini bisa menggunakan kedua kaki tersebut dengan sama baiknya.

Dengan posisinya sebagai gelandang tengah, kemampuan itu memudahkan Kevin de Bruyne dalam menjalankan tugasnya. Ia bisa melepaskan umpan ke berbagai arah, serta melakukan tembakan dari berbagai sudut, tanpa membuang waktu untuk menempatkan bola di kaki yang lebih dominan.