5 Pemain yang Mungkin Menyesal Terlalu Cepat Tinggalkan Liverpool
Philippe Coutinho
Nama kedua ini tidak kalah fenomenal dari nama pertama yang disebut tadi. Philippe Coutinho, pemain berbakat asal Brasil ini sempat membuat heboh publik dengan kepindahannya ke Barcelona pada tahun 2018.
Padahal, ia sudah menjelma menjadi salah satu pemain hebat The Reds setelah diboyong dari Inter Milan pada tahun 2013. Selama berseragam Liverpool, Coutinho mencatatkan 152 penampilan di ajang Liga Inggris dan mencetak 41 gol dan 35 assist.
Akan tetapi, kisah manis Coutinho bersama Liverpool harus berakhir pahit. Ia hengkang ke Barcelona dengan catatan buruk dan gagal menunjukkan kesetiaannya pada klub yang telah membesarkan namanya tersebut.
-Setelah pindah ke Barcelona, karier Coutinho justru semakin menurun sampai-sampai pihak Blaugrana merasa putus asa untuk menjualnya di bursa transfer. Untungnya, saat ini ia mendapat kesempatan kedua berkat kemurahan hati Ronald Koeman.
Jordon Ibe
-Datang ke Liverpool pada 2011 sebagai daun muda lantaran usianya yang kala itu masih 16 tahun. Dalam perjalanannya bersama The Reds, Ibe sempat dipinjamkan ke Birmingham City dan Derby County.
Akkhirnya pada 2015 tibalah waktunya untuk unjuk gigi di tim senior Liverpool. Ia mencetak gol pertamanya untuk The Reds saat melawan Rubin Kazan di ajang Liga Europa.
Sayangnya, Ibe memutuskan hengkang ke Bournemouth pada 2016 lantaran merasa kalah saing di skuat Liverpool. Padahal, ia masih menyisakan empat tahun dari kesepakatan kontrak anyarnya.
Setelah dari Bournemouth, kariernya semakin menukik dan kini bermain untuk tim Divisi Championship, Derby County. Seandainya dulu bisa lebih bersabar, siapa tahu ia sekarang jadi salah satu pemain hebat di kubu The Reds.
Fernando Torres
Kedatangannya fenomenal, kepergiannya pun juga fenomenal. Bagaimana tidak? Pemain berjuluk El Nino ini pergi dari Liverpool jelang penutupan bursa transfer Januari 2011.
Pindah ke Chelsea, Torres pun membuat Liverpool kelabakan mencari pengganti saat deadline day. Alhasil, mereka mendatangkan Andy Carroll dari Newcastle United dengan harga yang sangat mahal.
Torres memang sempat mengalami cedera yang memengaruhi performanya di lapangan, namun hal tersebut tidak seberapa dibandingkan ‘penderitaan’ yang ia rasakan ketika bermain untuk The Blues.
Produktivitasnya sebagai striker menurun drastis, hanya mencetak 20 gol dari 110 pertandingan Liga Inggris. Meski pada akhirnya berhasil mewujudkan keinginannya meraih trofi, bisa jadi hati Torres tidak bahagia.
Setelah dari Chelsea, El Nino kemudian melanjutkan karier di sejumlah klub seperti AC Milan, Atletico Madrid, dan Sagan Tosu.
Emre Can
Awalnya, kepindahan Emre Can ke Juventus terlihat sebagai sebuah keputusan tepat. Ia punya andil besar dalam kesuksesan Bianconeri selama musim 2018-2019.
Hanya saja, kegalauan mulai menghampirinya setelah Juventus mendatangkan Aaron Ramsey dan Adrien Rabiot. Posisi Emre Can pelan-pelan mulai tergusur.
Di sisi lain, Liverpool pada masa-masa itu sedang membangun skuatnya di bawah arahan Jurgen Klopp. Usaha mereka akhirnya membuahkan hasil dengan raihan sejumlah trofi dan yang paling prestisius adalah gelar Liga Inggris.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom