In-depth

Arrivederci Marcello Lippi! Akhir Karier Panjang Si Pelatih Berambut Putih

Jumat, 23 Oktober 2020 16:04 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Sport Vice
Mantan pelatih Juventus dan Italia, Marcelo Lippi. Copyright: © Sport Vice
Mantan pelatih Juventus dan Italia, Marcelo Lippi.
Piala Dunia

Kenangan akan kehebatan Marcello Lippi sebagai pelatih bakal terus diingat saat ia membesut Timans Italia pada 2006. Menggantikan Giovanni Trapattoni yang gagal total di Euro 2004, Lippi dititipi tugas berat untuk bisa membawa Italia menjadi juara dunia di Jerman. 

Berbekal gabungan pemain muda dan senior, Lippi mulai membangun skuad. Beruntung bagi dirinya, angkatan emas Italia seperti Alessandro Del Piero, Fransesco Totti, Filippo Inzaghi, Alessandro Nesta, Fabio Cannavaro, Gianluigi Buffon, Gianluca Zambrotta, Marco Materazzi, dan lainnya masih bisa bermain dan dikumpulkan.

Laga demi laga dijalani Marcelo Lippi dan Timnas Italia. Sejumlah pemain tampil apik di bawah taktiknya seperti Fransesco Totti dan Andrea Pirlo. Lippi juga melakukan banyak rotasi pemain. 

Lawan-lawan kuat dilibas Italia satu per satu hingga akhirnya mencapai final dan mengalahkan Prancis dalam partai penuh drama tak terlupakan.   

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Usai membawa juara dunia, Lippi menyatakan mundur dari tim nasional. Namun, ia kembali ditunjuk sebagai allenatore Gli Azzurri pada 2008 usai Italia gagal di tangan Donadoni. 

Sayang, keputusannya ini berujung antiklimaks karena pada Piala Dunia 2010, Italia di bawahnya gagal total dengan gagal lolos dari fase grup. 

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Doktrin Lippi

Usai malang melintang di sepak bola Italia, Lippi memilih menghabiskan masa uzurnya sebagai pelatih di Asia. Lippi menerima tawaran salah satu klub kaya China, Guangzhou Evergrande, pada 2013. 

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Keputusan Lippi tepat. Bersama Guangzhou, ia sekali lagi meraih kejayaan sebagai pelatih. Lippi sukses mempersembahkan 3 titel liga domestik, 1 Piala FA Cup, dan 1 Liga Champions Asia. 

Prestasi itu membuatnya diincar sebagai pelatih Timnas China. Namun, bersama China karier Lippi tergolong biasa saja. Tepat pada bulan ini, Lippi pun akhirnya memutuskan pensiun sebagai pelatih sepak bola. 

© GETTY IMAGES
Marcelo Lippi Copyright: GETTY IMAGESMarcelo Lippi

Sebagai seorang pelatih, ada hal yang diingat dari sosok berambut putih ini di masa jayanya dulu, yakni Doktrin Lippi. Dalam doktrinnya tersebut, Lippi memiliki 8 aturan bagi para pemainnya.

Aturan-aturan tersebut berisi bagaimana agar para pemainnya tidak besar kepala dan menaruh hormat sau sama lain. Lippi juga pelatih yang tidak suka menyalahkan pemain, karena menurutnya, kekalahan tim adalah kekalahan bersama. 

Selain itu, ia tak mau di timnya ada pemain yang diistimewakan, bahkan untuk bintang-bitnang di Juventus dan Inter Milan. Prinsip-prinsip inilah yang dirindukan dari Marcelo Lippi. Arrivederci Mister! 

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom