Membedah Permainan Psikologis Jurgen Klopp ke Skuat Liverpool
Jurgen Klopp yang pencinta sepak bola kenal selama ini adalah sosok yang kerap melempar jokes meski tak sedikit pula ada kata-katanya yang mungkin menusuk hati. Ia pun juga manusia biasa yang bisa tersulut emosi, lihat saja saat ia sempat berseteru dengan Frank Lampard tempo hari.
Hanya saja, unsur eksentriknya terlihat lebih dominan di permukaan dan ia dengan cukup bijak menggunakannya untuk mengasah mentalitas skuat Liverpool. Ia pun cenderung menggunakan metode-metode terselubung supaya taktik psikologisnya ini berjalan sukses.
Boxer Cristiano Ronaldo
Di final Liga Champions 2017-2018, Klopp dengan sengaja memamerkan boxer Cristiano Ronaldo yang ia kenakan di balik celananya saat menghampiri para pemain yang sedang pusing menghadapi raksasa LaLiga Spanyol, Real Madrid.
-Kisah ini disampaikan oleh Gini Wijnaldum yang masih ingat betul tingkah manajernya tersebut. Ia menyebut seluruh skuat sampai tertawa terbahak-bahak dan ketegangan pun mulai mencair seiring gelak tawa yang memenuhi ruang ganti.
“Kami melihatnya menggunakan boxer Cristiano Ronaldo, dia melakukan rapat bersama kami, kaosnya dimasukkan ke boxer itu. Biasanya saat-saat seperti ini tim sangat serius dan berkonsentrasi, tapi dia memuat guyonan,” ujar Gini Wijnaldum kepada The Athletic.
-Namun sayangnya, aksi Klopp pada saat itu belum sejalan dengan hasil yang diperoleh Liverpool. The Reds harus mengakui keunggulan Real Madrid dengan skor 1-3.
Terlalu Santai?
Namun usaha Jurgen Klopp untuk terus menempa mentalitas Liverpool tak berhenti sampai di situ. Pada Desember 2018, eks pelatih Borussia Dortmund tesebut mengatakan para pemain Liverpool sebaiknya menikmati saja apa yang mereka peroleh saat kompetisi memasuki tengah musim.
Eh, tak lama berselang, pada Februari 2019, The Reds kecolongan poin oleh Leicester City dan West Ham United, yang sempat membuat sebagian suporter merasa mereka telah jadi korban PHP. Akan tetapi, lagi-lagi Klopp lebih memilih bersikap tenang dan santai seolah tak terjadi-apa-apa.
“Kencangkan ikat pinggang dan ayo berangkat,” ucapnya saat itu.
The Reds kemudian hanya bisa finis di posisi kedua klasemen Liga Inggris 2018-2019 dengan selisih satu poin mengenaskan dari sang juara, Manchester City. Pendukung Liverpool yang sudah kena PHP pun selayaknya kesal ketika sampai di titik ini, meski masih ada yang bisa bersabar.
Pada bulan Desember 2019, Liverpool dihadapkan dengan jadwal super padat di mana mereka harus melakoni Liga Champions, Piala Dunia Antarklub, serta pertandingan-pertandingan di Liga Inggris.
Klopp pun masih dengan santai menyebut para pemain harus menikmati waktu ter-hectic yang tengah datang menghampiri hidup mereka.
Meski bagi beberapa pihak, pendekatan psikologis Klopp ini terkesan terlalu santai, toh nyatanya pada akhirnya membuahkan hasil.
Kini Liverpool sukses menggondol empat gelar dalam kurun waktu cukup singkat yakni Liga Champions, Piala Dunia Antarklub, Piala Super Eropa, dan yang paling prestisius dan terbaru, Liga Inggris.
Jurgen Klopp pun ibarat seorang ayah yang ingin memberi hadiah kepada anak-anaknya namun dengan cara memberi tantangan, membiarkan mereka belajar dari kesalahan, menikmati proses belajar, dan terus berkembang, dengan pendekatan yang terlihat santai dari luar.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom