INDOSPORT.COM – Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, baru-baru ini membuat gempar dengan mengungkapkan rasa kecewanya terhadap PSSI. Ia kesal karena dirinya suda terbuai oleh janji manis yang ditawarkan asosiasi sepak bola tertinggi di Indonesia tersebut.
Shin Tae-yong mengungkapkan rasa kecewanya dalam sesi wawancara eksklusif bersama media Naver Sports, pada Rabu (17/06/20) kemarin. Dia menyebut sikapnya terhadap PSSI sudah berubah lantaran ada perbedaan visi misi antara kedua belah pihak.
Shin sendiri direkrut oleh PSSI untuk menangani Timnas sepak bola dengan kontrak selama empat tahun pada 28 Desember 2019 lalu. Pelatih asal Korea Selatan itu diminta melatih Timnas Senior, Timnas U-23 dan Timnas U-19.
Akan tetapi semakin ke sini, pelatih asal Korea Selatan itu merasa bahwa PSSI sudah tidak sesuai dengan visi misi yang mereka tawarkan saat memilih Shin Tae-yong alih-alih Luis Milla.
-Berikut ini INDOSPORT merangkum perjalanan Shin Tae-yong selama menukangi Timnas Indonesia, mulai dari direkrut, menjalani pemusatan pelatihan, hingga hubungan dia yang menanas dengan PSSI.
Perekrutan
-Sebelum ditunjuk untuk melatih, Shin Tae-yong bersaing dengan Luis Milla. Keduanya pun diwawancarai oleh PSSI terkait program-program kepelatihannya di waktu dan tempt yang terpisah.
Dalam presentasi selama dua jam di Kuala Lumpur kala itu, Shin yakin bahwa dia mampu membawa Timnas Indonesia lebih bagus. Dia juga mengaku sudah mengamati sepak bola Indonesia sejak lama sehingga program-program yang ditawarkan terkesan sangat realistis dan menantang.
“Bagi saya ini adalah sebuah tantangan. Saya tahu atmosfer sepak bola Indonesia sangat luar biasa dengan suporter yang fanatik,” kata dia.
"Saya juga melihat, pengurus federasi memiliki semangat yang kuat untuk membangun sepak bola Indonesia ke level yang tinggi," ujarnya menambahkan.
Shin Tae-yong akhirnya mengalahkan Luis Milla untuk menjabat sebagai pelatih Timnas Indonesia. Pada 28 Desember 2019, dia diperkenalkan oleh PSSI sebagai pelatih Timnas yang baru di hadapan publik.
"Saya terima tantangan ini meskipun Timnas Indonesia kalah lima kali (Kualifikasi Piala Dunia 2022). Masih ada harapan," kata Shin Tae-yong.
"Pada tahun 2021 ada Piala Dunia, saya juga akan maksimal membawa Timnas U-22 lolos grup. Saya meminta dukungan dari masyarakat Indonesia agar target ini bisa tercapai," ujar dia.
Namun beberapa hari kemudian, dia terbang ke Korea Selatan dan baru kembali pada pertengahan Januari, mundur beberapa hari dari jadwal semestinya.
Gelar TC Pertama
Shin Tae-yong akhirnya resmi menggelar pemusatan latihan atau training center (TC) Timnas Indonesia U-19 untuk pertama kalinya pada bulan Januari.
Awalnya, TC itu digelar di Jakarta untuk proses seleksi. Lalu dia menyaring menjadi 28 orang untuk di bawa ke Thailand pada Februari. Di sana, Timnas U-19 digembleng secara fisik dengan jadwal yang padat dan menu latihan yang berat.
TC Timnas Senior
Usia menggelar TC untuk skuat U-19, Shin melanjutkan tugasnya dengan memanggil pemain Timnas Indonesia senior. Pada progam itu dia memanggil empat pemain jebolan U-19, yakni kiper Muhammad Adi Satrio, bek Alfeandra Dewangga, Pratama Arhan Alif, dan penyerang Irfan Jauhari.
Berbeda dengan TC sebelumnya, kali ini Shin sangat kaget dengan performa pemain senior sehingga kritik pedas keluar dari mulutnya.
Dia menyebut kiper-kiper Timnas layaknya kakek-kakek karena kaku saat bermain. Selain itu permainan Timnas seperti anak sekolah dasar sedang bermain bola.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom