INDOSPORT.COM - Penyerang Tottenham Hotspur, Harry Kane belakangan santer dikaitkan dengan klub pemilik gelar terbanyak Liga Inggris, Manchester United.
Rumor tersebut sudah bergulir sejak musim dingin kemarin, dan berlanjut pada musim panas nanti. Bukan tanpa alasan, performa Kane yang mulai menurun karena sering dibekap cedera, serta dihantam krisis keuangan akibat pandemi virus corona, membuat Spurs ingin melepasnya.
The Lilywhites dikabarkan siap menjual Kane pada bursa transfer musim panas ini ke Manchester United dengan nilai tebusan yang fantastis, yakni 200 juta poundsterling atau sekitara Rp3,9 triliun.
Sebuah nominal yang sangat tinggi dan bisa menobatkannya sebagai pemain termahal di dunia, mengalahkan rekor transfer milik Neymar saat pindah dari Barcelona ke Paris Saint-Germain dengan harga 222 juta euro atau setara Rp3 triliun.
-Berhembusnya rumor ini, tentu membuat para penggemar The Red Devils sumringah. Pasalnya, pihak klub sudah lama mengidam-idamkan penyerang 26 tahun itu.
Wajar saja karena Harry Kane adalah salah satu striker paling tajam dalam beberapa tahun terakhir di Liga Inggris. Dirinya adalah mesin gol paling menjanjikan.
-Sejak musim 2013-14 penyerang asal Inggris itu tak pernah mencetak kurang dari 20 gol setiap musimnya. Pada musim 2017-18 dia bahkan mencetak 41 gol di semua kompetisi.
Kepala dan kaki Kane sama-sama menawarkan kekejaman bagi gawang lawan. Tak cuma berbahaya di area penalti, tendangan jarak jauhnya juga mematikan. Sungguh seorang striker idaman yang tak dimiliki Man United sekarang.
Akan tetapi, Manchester United disarankan untuk tidak mengambil tindakan gegabah seperti meng-iya-kan kemauan hara yang dibandrol Tottenham Hotspur untuk memboyong Kane. Setidaknya, ada dua alasan yang bisa membuat saran tersebut cukup tepat.
1. Belajar dari Pembelian Paul Pogba
Soal membeli pemain mahal, Manchester United punya banyak pengalaman. Terakhir yang mereka beli dengan harga fantastis adalah Paul Pogba.
Gelandang asal Prancis itu diboyong United dari Juventus dengan harga mencapai 91 juta poundsterling pada 2016 lalu.
Sayangnya, meski sudah mengenal kultur klub karena dia merupakan produk akademi serta sudah tahu atmosfer sepak bola Inggris, tidak membuat Pogba cepat nyetel.
Sampai saat ini, ia tampil mengecewakan di lini tengah tim besutan Ole Gunnar Solskjaer. Selain tidak konsisten, ia juga tak mampu menjadi pemimpin yang baik di lini tengah Man United.
Ole Gunnar Solksjaer juga mungkin tak lagi terlalu membutuhkannya lantaran sudah memiliki Bruno Fernandes. Kualitas Pogba tidak berbanding lurus dengan kontribusinya, Fernandes yang nilai belinya lebih murah lebih efektif dan berguna.
2. Bisa Beli Banyak Pemain
Dengan harga yang dibandrol oleh Tottenham Hotspur untuk Harry Kane, Manchester United bisa membeli beberapa pemain berkualitas lain yang sesuai kebutuhan tim.
Seperti Jadon Sancho, Donny van de Beek, Jack Grealish, hingga Matthijs de Ligt yang belakangan dirumorkan ke Old Trafford. Ketiga pemain itu bisa memberi warna berbeda sekaligus lebih berguna.
Sancho bisa menjelma menjadi Cristiano Ronaldo, Ryan Giggs, atau Luis Nani baru yang beroperasi dari sisi sayap. Man United sudah terlalu lama kehilangan sosok pemain hebat di sektor ini.
Van De Beek dan Grealish bisa memainkan peran berbeda di lini tengah, gairahnya sangat besar. Sementara De Ligt bisa dipadukan dengan Harry Maguire untuk mempertebal tembok pertahanan yang pada musim ini masih terlihat angin-anginan.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom