Bola Internasional

Angelo Peruzzi, Si 'Beruang' Italia yang Emosi Karena Penalti Eks Inter Milan

Selasa, 19 Mei 2020 20:52 WIB
Penulis: Subhan Wirawan | Editor: Yohanes Ishak
© INDOSPORT
Angelo Peruzzi, Si 'Beruang' Italia yang Emosi Karena Penalti Eks Inter Copyright: © INDOSPORT
Angelo Peruzzi, Si 'Beruang' Italia yang Emosi Karena Penalti Eks Inter

INDOSPORT.COM - Kabar terkini Angelo Peruzzi, penjaga gawang bertubuh kekar dan berjuluk beruang Italia yang pernah emosi karena penalti eks Inter Milan.

Pada era 90-an hingga akhir 2006-an, Italia pernah memiliki satu penjaga gawang yang disegani selain Gianluigi Buffon. Bahkan saking dihormatinya, sang pemain dianugerahi Order of Merit dari Republik Italia.

Adalah Angelo Peruzzi, penjaga gawang yang semasa aktif bermain pernah memperkuat tim besar Italia seperti Roma Juventus, Inter Milan hingga Lazio tersebut memang menjadi ikon Serie A pada masa emasnya.

Meski secara bentuk fisik Angelo Peruzzi tidak cukup proporsional, namun kemampuannya membaca bola serta visi bermain yang cermat membuatnya sukses menutup kekurangan dari segi fisik.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Sebagai penjaga gawang, Angelo Peruzzi hanya memiliki tinggi 181 cm dan punya bentuk badan sangat gempal. Sangat tidak efisien bagi pemain yang harus jatuh bangun di bawah gawang untuk menghalau bola.

Sadar jika postur tubuhnya bakal menjadi kelemahan, Peruzzi berhasil menutupi hal tersebut dengan refleks yang baik saat memblok berbagai tendangan lawan. 

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Selain itu, ia juga memanfaatkan tubuh gempalnya untuk beradu badan saat mengantisipasi umpan silang. Tubuhnya itu pula yang menyempurnakan Peruzzi ketika menjatuhkan diri ke tanah setelah menjinakkan si kulit bundar.

Memulai karir bersama Roma pada tahun 1987, Peruzzi muda belum mendapat kepercayaan penuh hingga akhirnya dia dipinjamkan ke Hellas Verona tahun 1989.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Sempat gemilang dengan mencatatkan 30 pertandingan bersama Verona, membuat Roma mulai tertarik menggunakan jasanya. Namun Oktober 1990, nasib buruk menimpanya setelah ia terbukti positif menggunakan doping untuk menekan nafsu makan.

Beruntung Juventus saat itu masih mau memboyongnya. Tahun 1991, Peruzzi memulai kisah baru karir sepakbolanya dengan bergabung bersama Si Nyonya Tua, bahkan ia berhasil mengalahkan Stefano Tacconi sebagai penjaga gawang utama klub saat itu.

Selama delapan tahun memperkuat Juventus, kiper kelahiran Blera ini berhasil meraih tiga gelar Serie A, satu Coppa Italia, dua Supercoppa, satu UEFA Cup, Piala Super UEFA, Piala Interkontinental, dan trofi Liga Champions.

Bahkan pada partai final Liga Champions 1996, Peruzzi berhasil menjadi pahlawan usai menggagalkan dua tembakan penalti Ajax di babak adu tos-tosan.

Tidak cuma gelar bersama klub, prestasi individu pun juga berhasil ia memenangkan seperti penghargaan kiper terbaik Seri A tahun 1997 dan 1998, serta ituGuerin d'oro pada tahun 1997.

Peruzzi meninggalkan Juventus dan hengkang ke Inter pada tahun 1999, dengan biaya transfer mencapai 14,461 juta euro saat itu, Peruzzi diharapkan bisa menjadi suksesor Gianluca Pagliuca di kubu Biru-Hitam.

Namun sayang, Peruzzi gagal mempersembahkan gelar meski penampilannya sangat baik. Di bawah arahan Marcello Lippi, Inter Milan hanya bisa menyelesaikan liga di tempat keempat, dan mencapai final Coppa Italia.

Meski singkat, namun ada satu momen yang menarik saat Peruzzi berseragam Inter Milan, yakni saat dirinya mengejar Adrian Mutu (salah satu mantan pemain Inter saat itu) lantaran sebuah tendangan penalti.

"Kami pernah sekali mendapatkan penalti saat pertandingan sesi latihan. Saya satu tim bersama Baggio, saya bertanya apakah boleh mengambil penalti itu," ungkap Mutu dikutip Football Italia.

"Saya me-lob (panenka) Peruzzi dan bolanya membentur mistar gawang. Pada saat itu, 'Si Beruang' Peruzzi bangkit dan mengejar saya, bahkan saya harus kabur sampai lapangan latihan ketiga demi menghindarinya," tambah Mutu.

Panenka sendiri adalah trik sepakan penalti yang paling tidak disukai penjaga gawang. Pasalnya, sepakan tersebut tampak merendahkan kemampuan kiper andai berhasil masuk. Alasan itulah yang sepertinya membuat Peruzzi sangat kesal terhadap Mutu.

Peruzzi sendiri akhirnya pindah ke Lazio setelah musim yang kurang bagus di Inter Milan, dan bersama I Biancoceleste pula ia mengakhiri karir sepak bola profesionalnya pada tahun 2007.

Selama tujuh tahun memperkuat Lazio, Peruzzi berhasil kembali ke top performanya. Total ada 615 pertandingan yang telah ia mainkan dalam tujuh musim dan mempersembahkan sejumlah gelar juara.

Tercatat ada dua piala yang mampu ia berikan buat Lazio, yakni Coppa Italia musim 2003/04 dan Supercoppa Italia pada tahun 2000. Berkat penampilan gemilangnya di Lazio, pada tahun 2006 dirinya masuk dalam skuat Italia di Piala Dunia, sekaligus menjadi bagian keberhasilan Gli Azzurri merengkuh juara.

Usai pensiun pada tahun 2007 lalu, Peruzzi sempat bekerja sebagai staf tim nasional Italia untuk membantu Marcello Lippi. Dia kemudian ditunjuk sebagai asisten Timnas Italia U-21, dan pada 2012 bergabung dengan Sampdoria juga sebagai asisten pelatih Ciro Ferrara.

Kini mantan pemain yang berusia 50 tahun tersebut, tengah menjabat sebagai Tim Koordinator Lazio dan telah bekerja sejak Jul 2016 lalu.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom