INDOSPORT.COM - Arema FC membeberkan alasan di balik sikapnya yang tegas dalam menolak rencana pemangkasan dana subsidi Liga 1, yang mencapai lebih dari 30 persen pada termin Maret 2020.
Penolakan itu memang tak lepas dari defisit yang dialami semua klub dengan menjalankan instruksi PSSI, untuk memenuhi kewajiban 25 persen gaji anggota tim selama masa pandemi Covid-19.
"Bagi kami, lebih baik ada kegiatan sepak bola, meski harus membayar gaji tim sampai Milyaran rupiah," beber Ruddy Widodo kepada rekan media di Malang, Kamis (14/05/20).
"Karena tetap memenuhi 25 persen gaji tanpa pertandingan, tetap berat. Sponsor pun tidak mencairkan," sambung General Manager Arema FC tersebut.
Maka dari itu, pihaknya dengan tegas menolak rencana pemangkasan subsidi itu. Karena dengan pencairan secara utuh dengan jumlah Rp520 juta, setidaknya bisa mempertipis defisit anggaran yang dialami tim Singo Edan dan tim lainnya.
"Ya setidaknya cukup membantu. Karena owner (pemilik klub) sudah mengeluarkan Rp2 Milyar lebih untuk empat bulan 25 persen gaji (sejak Maret hingga Juni 2020)," tandas dia.
Sebelumnya, LIB berencana memangkas pencairan subsidi pada termin kedua yakni Maret. Operator Liga 1 itu hendak menyuntikkan dana subsidi sebesar Rp350 juta (dari semula Rp520 juta) untuk klub Liga 1, dan Rp100 juta (dari semula Rp250 juta) bagi klub Liga 2.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom