INDOSPORT. COM - Jorvan Vieira, pelatih asal Brasil yang juga merupakan seorang Mualaf ini, akan selalu dikenang sebagai pahlawan sepak bola Irak.
Piala Asia 2007, Timnas Irak berpesta di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Melakoni laga final kontra Arab Saudi, Irak sukses meraih kemenangan 1-0 berkat gol tunggal Younis Mahmoud, sekaligus berhak atas gelar juara.
Seluruh pemain Irak pun langsung tumpah ruah dalam haru bahagia. Mereka menciptakan rekor, membawa Irak untuk pertama kalinya merajai Piala Asia.
Selaku pelatih yang kala itu menangani Irak, Jorvan Vieira pasti turut bahagia atas pencapaian para anak asuhnya. Namun, kebahagiaan Jorvan Vieira dipastikan bukan cuma soal trofi juara Piala Asia 2007, sebab ada hal yang lebih besar dan bermakna mendalam.
-Ketika pertama kali menduduki kursi kepelatihan Irak pada Mei 2007, Jorvan Vieira melakukan perjudian besar. Pasalnya, di saat bersamaan, Jorvan Vieira turut menolak pinangan Arab Saudi, yang kualitas sepak bolanya jauh di atas Irak.
Jorvan Vieira punya firasat yang kuat kepada sepak bola Irak. Bahkan Jorvan Vieira tak ragu untuk langsung meminta kepada Ketua Umum Federasi Sepak Bola Irak, agar memberikan bonus uang kepada para pemain jika nanti berhasil menjadi juara.
-"Federasi akan mengabulkan apapun hal yang kami minta jika kami berhasil jadi juara, karena mereka menganggap itu sebagai suatu hal yang mustahil," ujar Jorvan Vieira, seperti dikutip dari Esquireme.
Kepercayaan diri yang terlalu tinggi diperlihatkan Jorvan Vieira. Sampai akhirnya Jorvan Vieira sadar, sungguh sulit menjadi pelatih sepak bola di Irak.
Bayangkan, kondisi negara Irak sekitar tahun 2007 tergolong sangat mencekam. Bom, perang, kematian, terjadi hampir di seluruh penjuru Irak.
"Bagaimana anda bisa berlatih dan bermain sepak bola di Irak? Hampir setiap hari anda mendengar ada keluarga anda yang meninggal," ungkap Jorvan Vieira.
Setelah proses adaptasi singkat, Jorvan Vieira akhirnya bisa menemukan formula jitu. Ia berusaha mengubah segala rasa sedih, kehilangan, serta kehancuran, yang dialami para pemainnya, menjadi sebuah semangat baru.
"Saya bertugas sebagai pelatih, psikolog, ayah, saudara, dan teman, bagi para pemain Irak. Saya ingin menjadi segalanya, untuk membantu mereka menggunakan sepakbola sebagai cara untuk menghindari hal-hal buruk di Irak," ucapnya.
Sistem melatih yang diterapkan Jorvan Vieira terbilang efektif. Irak berhasil menembus final dalam ajang regional Asia Barat, Piala WAFF 2007.
Meskipun akhirnya kalah 1-2 dari Iran, Jorvan Vieira tetap puas dengan penampilan anak asuhnya. Jorvan Vieira mendapatkan modal bagus jelang Irak terjun ke Piala Asia, yang digelar sebulan setelah WAFF 2007.
Benar saja, Jorvan Vieira kemudian sukses mengantarkan Irak keluar sebagai jawara Piala Asia 2007. Prestasi ini otimatis disambut bahagia oleh seluruh masyarakat Irak, yang mana sesuai dengan misi mulia Jorvan Vieira.
"Sepanjang turnamen saya selalu mengatakan kepada para pemain, bahwa kami berada di sana untuk memberikan senyum indah kepada masyarakat Irak. Mereka sudah terlalu lama tak bisa bahagia, saatnya kami yang menciptakannya dengan sepak bola," kenang Jorvan Vieira.
Jorvan Vieira sendiri merupakan pelatih asal Brasil yang memutuskan untuk menjadi seorang Mualaf. Berdasarkan data situs Peoplepill, Jorvan Vieira mulai memeluk agama Islam ketika dahulu menangani Timnas Moroko, sekitar tahun 1985-1987 silam.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom