INDOSPORT.COM - Klub legendaris PSMS Medan, memiliki kenangan yang cukup pahit pada edisi ketiga Liga Indonesia tepatnya pada musim 1996/97 silam. Sebab PSMS hampir saja terdegradasi ke kompetisi kasta kedua.
Salah satunya 'aktor' PSMS di musim tersebut adalah Muhammad Halim, yang kini menjadi pelatih kiper PSMS di Liga 2 2020. Sebab M. Halim yang menjadi penjaga gawang inti PSMS kala itu.
Salah satu laga yang sarat emosional bagi M. Halim di musim itu yakni pada partai hidup mati alias laga pamungkas Liga Indonesia 1996/97 Wilayah Tengah saat menghadapi tuan rumah Persib Bandung.
Sebab andai PSMS kalah atas Persib kala itu, dipastikan tim kebanggaan Kota Medan tersebut akan turun kasta di musim depan. Namun di laga itu PSMS berhasil menahan imbang tanpa gol sang tuan rumah.
"Kami berhasil menahan seri, padahal main di kandang Persib. Saat itu, kami diserang terus oleh Persib," kata M. Halim mengawali ceritanya, Senin (27/04/20).
Bahkan pria berusia 46 tahun itu mengaku tak menyangka ia dan rekan-rekan setimnya mampu menahan imbang Persib kala itu dan lolos dari degradasi, sehingga seluruh tim bereforia layaknya seperti menjuarai kompetisi.
Lanjut M. Halim, dirinya sampai nangis tersedu-sedu sampai banjir berlinang air mata hingga dibopong keluar lapangan karena saking terharunya PSMS tak terdegradasi.
"Itu laga terakhir penyisihan grup (Wilayah Tengah) seperti final. Kalau kami kalah, PSMS degradasi. Namun kami bisa seri sama Persib dan kami semua menangis karena terharu," bebernya.
"Tahun depannya, aku ke Persib. Kemudian setelah dari Persib, pindah-pindah ke klub-klub lainnya. Namun momen laga itulah yang tak terlupakan bagiku saat menjadi pemain PSMS," pungkas M. Halim.
Di klasemen akhir penyisihan grup Wilayah Tengah Liga Indonesia 1996/97 itu, PSMS finis di peringkat 10 dengan unggul atau berselisih satu poin saja atas Mataram Indocement yang akhirnya terdegradasi.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom