INDOSPORT.COM - Wasit sepak bola wanita, Deliana Fatmawati merupakan sosok kartini sepak bola Indonesia dalam meraih lisensi dari FIFA.
Wanita kelahiran Medan, Deliana Fatmawati merupakan sosok kartini sepak bola Indonesia yang memilih menjadi wasit wanita di cabang olahraga sepak bola.
Wanita yang pernah menempuh pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini tengah mendalami sepak bola sejak dirinya remaja.
Meski sebagai seorang wanita, tekatnya untuk bisa berkarier di bidang sepak bola tak menurunkan niatnya dalam memilih sebagai seorang wasit.
Berlandaskan dengan kesukaannya dan orang-orang di sekitarnya, wanita berusia 30 tahun ini akhirnya memilih menjadi wasit profesional dan mengambil lisensi FIFA.
“Karena saya juga kuliah di jurusan olahraga dan melihat banyak senior saya yang menjadi wasit, akhirnya saya memutuskan untuk mengambil lisensi wasit,” kata Deliana kepada INDOSPORT kala itu.
Di hari kartini ini, Deliana Fatmawati akan bercerita mengenai kisahnya sebagai seorang wasit wanita yang akhirnya meraih lisensi dari FIFA.
Perjuangan Deliana untuk meraih lisensi wasit FIFA tentunya bukan perkara mudah. Karena induk sepak bola dunia tersebut memiliki proses seleksi yang ketat sebelum mengeluarkan lisensi wasit.
Meski harus bersaing dengan para laki-laki dalam mendapatkan lisensi wasit FIFA, Deli akhirnya sukses membuktikan bahwa kapasitasnya tak kalah dengan lawan jenisnya.
Deliana pun memulai merintis karier wasitnya darri level bawah, langkah demi langkah ia lewati demi mendapatkan apa yang menjadi cita-citanya. Tentunya proses tersebut menelan waktu yang lama, terbilang enam tahun ia akhirnya bisa mendapatkan lisensi wasit FIFA.
“Awal mula itu tahun 2011 saya mengambil lisensi C3, lalu berturut turut C2 hingga C1 sampai akhirnya pada 20117 saya berhasil mendapat lisensi FIFA. Berarti daro 2011 hingga 2017 itu enam tahun seperti sekola SD,” tambahnya.
Meskipun menjadi minorotas saat mengambil lisensi wasit, perempuan yang menetap di Palembang tersebut menyatakan jika tidak ada perbedaan diantara kandidat wasit laki-laki maupun perempuan.
“Secara general tidak ada perbedaan laki-laki atau perempuan kita sama level tiga, nasional, sampai FIFA, law of the game sama, visi misi wasit sama, fisiolinya pun sama, tetapi yang membedakan keputusan-keputusan sulit, pandangannya berbeda, tapi tetap basic awalnya sama, hukumnya pasti,” jelasnya.
Meski identik dengan wasit sepak bola, perempuan kelahiran Medan ini juga pernah ditunjuk memimpin pertandingan futsal. Meskipun tak banyak perbedaan saat menjadi wasit futsal maupun sepak bola karena wasit harus memimpin sesuai hukum yang berlaku.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom