INDOSPORT.COM - Kompetisi sepak bola Indonesia tentunya sudah banyak berubah. Tata kelola lebih profesional, sponsor yang mulai masuk ke sejumlah klub, hingga nominal nilai kontrak para pemain per musim adalah indikatornya.
Meskipun sudah banyak berubah tak seperti dahulu, ternyata ada satu hal yang mungkin menurut salah satu legenda timnas Indonesia peraih medali emasi SEA Games 1991, Hanafing, bisa jadi justru mengalami kemunduran.
Dia mengatakan bahwa sistem kontrak satu tahun yang banyak dilakukan klub-klub. Menurutnya, saat masih aktif bermain membela NIAC Mitra dahulu, model seperti itu tidak ada.
"Saya dulu dikontrak NIAC Mitra tidak setahun, tapi langsung tiga tahun, mungkin juga ada yang lebih dari itu," kata Hanafing saat dihubungi redaksi berita olahraga INDOSPORT, Sabtu (18/4/20).
Sistem kontrak jangka panjang era Galatama itu boleh dibilang seperti liga-liga di eropa. Banyak hal positif dari model yang dilakukan oleh klub-klub peserta kasta tertinggi periode tersebut, terutama adaptasi pemain karena punya banyak waktu.
"Jadi dahulu tidak bisa klub asal pecat pemain. Karena mereka sebelum mengkontrak sudah tahu kebutuhannya untuk apa. Buat pemain juga punya banyak waktu buat berkembang. Akhirnya kelompakan tim muncul karena mereka sudah saling memahami satu sama lain," sambungnya.
Jika ada klub Galatama yang ingin meminang pemain ternyata juga tidak boleh sembarangan lantaran harus mau menebus sisa kontrak pemain itu.
"Seperti saya dulu pernah ditawari pindah ke Pelita Jaya, tapi NIAC Mitra tak sudi. Dari situ klub saya lihat jika saya punya kemampuan lebih, akhirnya klub merespons dengan menaikan gaji," tukas Hanafing.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom