INDOSPORT.COM - Derby ibu kota antara Persija Jakarta vs Persitara Jakarta Utara jadi salah satu derby di sepak bola Indonesia yang terancam luntur dimakan waktu.
Laga derby satu kota hampir selalu memanaskan gelaran liga sepak bola Indonesia. Namun hal itu mulai jarang kita temukan semenjak memasuki era Liga 1 saat ini.
Saat ini laga derby terbesar di Liga 1 adalah derby Jawa Timur antara Persebaya vs Arema FC. Meski begitu, kedua tim pada faktanya bukan berasal dari kota yang sama.
Sepak bola Indonesia sendiri sejatinya mempunyai sejumlah laga derby sengit satu kota. Akan tetapi, kondisi kedua tim yang beda kasta membuat laga-laga seru itu harus absen di Liga 1.
Dulu kita mengenal adanya derby Tangerang antara Persita vs Persikota, derby Malang antara Arema vs Persema, derby Mataram antara PSIM vs PSS, dan tentu saja derby Jakarta antara Persija vs Persitara.
Derby Persija vs Persitara mungkin yang paling istimewa. Pasalnya, sudah sangat lama kita tak menyaksikan pertandingan kedua tim ibu kota ini.
Terakhir kali derby Jakarta terjadi di kompetisi resmi adalah pada Mei 2010 lalu atau satu dekade silam. Saat itu Persitara dan Persija sama-sama menjadi peserta Liga Super Indonesia.
Pada pertemuan terakhir mereka itu, Persija menang dengan skor tipis 1-0 lewat gol semata wayang Serge Emaleu hasil umpan Firman Utina. Di musim itu pula Persitara harus terdegradasi dari kasta teratas sepak bola Tanah Air.
Berebut Gengsi Ibu Kota
Tidak mudah menjadi sebuah klub di ibu kota. Selain sebagai simbol sepak bola sebuah negara, persaingan untuk mendapatkan pengaruh dan dukungan juga menjadi penyebabnya.
Dengan adanya dua tim ternama di Jakarta, tentu saja pertaruhan gengsi jadi bumbu utama dalam laga Persija Jakarta vs Persitara Jakarta Utara.
Rivalitas dua klub ini menyajikan rivalitas cukup sengit hingga ke akar rumput. Meski memiliki prestasi yang tidak sesignifikan saudara tuanya, namun Persitara dikenal memiliki dukungan fanatik dari fansnya.
Pertemuan antara Persitara dan Persija pun kerap melibatkan intrik, emosi, yang tidak jarang berakhir dengan pecahnya kericuhan antara dua pendukung mereka.
Bahkan saat keduanya masih saling bertemu pada kompetisi tahun 2010, laga keduanya tidak diizinkan untuk dihadiri oleh penonton untuk mencegah terjadinya kerusuhan lebih jauh.
Hal inilah yang membuat laga derby ibu kota menarik perhatian. Walau prestasi kedua tim bagai langit dan bumi, namun karena panasnya atmosfer laga membuat pertandingan selalu menegangkan.
Mulai Terlupakan
Seiring berjalannya waktu rivalitas antara Persija dan Persitara perlahan mulai luntur. Kondisi Persitara yang lebih sering berkutat di kasta kedua dan tiga membuat keduanya sangat sulit bertemu di laga resmi.
Pernah berada di kasta tertinggi dan memiliki sejumlah pemain bintang, Persitara kini mulai terbenam.
Di musim ini saja Persitara bermain di kompetisi Liga 3 2020 untuk zona DKI Jakarta. Persitara kerap tertatih-tatih untuk menembus zona nasional.
Meski begitu, Persitara masih memiliki militansi pendukung yang amat kuat. Hal inilah yang membuat banyak orang menunggu-nunggu pertandingan derby Jakarta.
Walau tak bertemu di pertandingan resmi, rivalitas keduanya akhir-akhir mulai tercium kembali. Apalagi sebabnya kalau bukan karena keberadaan Jakarta International Stadium.
Alasannya sederhana, Persitara merupakan klub yang berasal dari Jakarta Utara, wilayah di mana stadion tersebut tengah dibangun saat ini.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom