INDOSPORT.COM - Mantan petinggi Inter Milan yang bernama Massimiliano Mirabelli menganggap bahwa era dimana politisi Indonesia, Erick Thohir, yang masih menjadi pemegang saham klub Serie A Liga Italia tersebut, sangat rumit dan berat.
Sosok yang kini menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke-9 Indonesia, Erick Thohir, memang pernah menjadi salah satu pemilik raksasa Serie A Liga Italia, Inter Milan, pada November 2013 yang lalu. Saat itu, Inter masih dipimpin oleh Massimo Moratti.
Moratti secara resmi telah menjual saham kepada Erick sebesar 70% pada 15 Oktober 2013 setelah melalui proses negosiasi yang panjang melalui International Sport Capital. Erick sendiri pada akhirnya mendapat kepercayaan untuk menggantikan Moratti.
Namun, pada musim tersebut (2013/14), Inter atau Nerazzurri terpuruk di Serie A Liga Italia dengan finis di peringkat lima dengan torehan 60 poin, hasil dari 15 kali menang, 15 kali imbang, dan delapan kali kalah. Mereka terpaut 42 poin dari Juventus di puncak klasemen dengan 102 poin.
-Pada musim-musim berikutnya pun Nerazzurri juga masih terseok-seok. Di 2014/15, mereka finis di posisi delapan. Pada 2015/16, mereka finis di posisi empat. Pada 2016/17, mereka finis di posisi tujuh. Dan musim-musim selanjutnya, Inter finis di posisi empat lagi sebelum era Antonio Conte ini.
Situasi ini ternyata juga sedikit dibahas oleh mantan petinggi, tepatnya mantan chief scout (bertugas mencari pemain baru di bursa transfer) Nerazzurri yang bernama Massimilano Mirabelli. Melansir dari laman portal berita olahraga Sempre Inter, sosok yang sudah berusia 50 tahun itu menganggap bahwa eranya Erick Thohir sangat berat.
-"Situasinya benar-benar sangat rumit bagi klub. Saat itu adalah eranya Thohir dan kami memiliki permasalahan yang sangat berat terkait Financial Fair Play. Bahkan, investasi kecil yang kami lakukan pun seperti sebuah gunung yang harus didaki," ujarnya.
Meskipun ia tak menjelaskan apakah hal ini berkaitan langsung dengan kepemimpinan Erick atau tidak, tapi Mirabelli menegaskan bahwa keterpurukan Inter Milan disebabkan oleh Financial Fair Play yang membuat situasi ekonomi mereka terancam. Bahkan, untuk mendatangkan pemain baru pun sangat berat.
Meski demikian, Erick Thohir mampu bertahan sebagai bosnya Nerazzurri dari 2013 sampai 2018. Sekarang, Menteri BUMN kebanggaan Indonesia yang berusia 49 tahun itu mengalihkan bisnis sepak bolanya ke klub kasta ke-3 Liga Inggris yang bernama Oxford United.
Di sisi lain, Inter Milan saat sudah tidak lagi terpuruk masalah finansial dan mulai mengalami peningkatan performa, khususnya sejak Antonio Conte resmi menjadi pelatih. Sampai pekan ke-26 di kompetisi sepak bola Serie A Liga Italia 2019/20, Nerazzurri menempati peringkat tiga di bawah Juventus dan Lazio dengan torehan 54 poin.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom