In-depth

Keagungan Maldini dan Dybala yang Tercemar Virus Corona dari Italia

Minggu, 22 Maret 2020 10:18 WIB
Editor: Coro Mountana
© Fabrizio Di Nucci/NurPhoto via Getty Images
Keagungan Maldini dan Dybala yang Tercemar Virus Corona dari Italia. Copyright: © Fabrizio Di Nucci/NurPhoto via Getty Images
Keagungan Maldini dan Dybala yang Tercemar Virus Corona dari Italia.

INDOSPORT.COM – Paolo Maldini dan Paulo Dybala menjadi bintang sepak bola selanjutnya yang tercemar virus corona dari Italia.

Setelah banyak bintang sepak bola dunia yang terjangkit positif virus corona, Maldini dan Dybala menjadi korban selanjutnya. Dybala mengkonfirmasinya lewat akun media sosialnya, sedangkan Maldini yang terkena corona diketahui melalui laman resmi AC Milan.

Tercemarnya Dybala dan Maldini dengan virus corona tentu sangat menggemparkan dunia karena kedua pemain itu merupakan sosok yang sangat diagungkan di Juventus dan AC Milan. Namun, keagungan Dybala dan Maldini ternyata tak membuat mereka kebal dari corona.

Sesungguhnya Italia memang saat ini menjadi salah satu negara terparah soal dampak yang ditimbulkan virus corona sehingga wajar saja Dybala dan Maldini pada akhirnya bisa kena. Lantas, mengapa Italia bisa menjadi salah satu negara terparah terkena dampak virus corona?

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Alasan Italia Jadi Korban Favorit Virus Corona

Satu fakta yang harus diketahui, saat ini menurut Worldometers, Italia menjadi negara kedua jumlah kasus terinfeksi virus corona di dunia. Bahkan jumlah kematian yang mencapai 4.825 menjadikannya sebagai negara terbanyak di dunia mengalahkan China, apa alasannya?

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

Bangsa Tua

Ada banyak faktor yang membuat mengapa Italia menjadi pusat pertumbuhan virus corona di Eropa di mana salah satunya adalah bangsa tua. Memang benar, usia rata-rata populasi warga Italia adalah 45,4 tahun menurut Straits Times.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom

“Kematian akibat virus corona menghantam kelompok usia yang lebih tua,” ungkap professor Universitas Oxford, Jennifer Dowd di media sosialnya.

Sehingga dengan alasan warga Italia banyak yang sudah lansia sehingga menjadi target favorit serangan virus corona. Akan tetapi jika kita melihat Jepang dengan usia rata-rata mencapai 47,3 tahun tapi jumlah kematiannya di bawah 50, tampaknya alasan Italia bangsa tua tak valid lagi.

Fasilitas Kesehatan Kurang Memadai

Jika usia rata-rata orang Italia sangat tua bukan alasannya, lantas apa yang menyebabkan mereka jadi negara penyebaran virus corona terparah kedua? Mungkin fasilitas kesehatan yang kurang memadai bisa jadi jawabannya.

Masalah yang dihadapi Italia adalah jumlah orang yang terinfeksi jauh lebih banyak dari fasilitas kesehatan untuk menyembuhkan mereka. Sadar bahwa fasilitas kesehatan kurang menunjang, pemerintah Italia pun berharap agar virus itu tak menyebar ke wilayah selatan.

© NBC
Ilustrasi virus corona. Copyright: NBCIlustrasi virus corona.

Alasannya, Italia Selatan jauh lebih miskin yang mengakibatkan fasilitas kesehatannya jauh lebih tidak memadai dan layak. Salah satu fasilitas kesehatan yang tidak punya banyak alat tes virus corona sebanyak Korea Selatan.

Di Korea Selatan, mereka memiliki alat tes yang bisa melakukan kerjanya untuk 10.000 pasien per hari sehingga orang yang terkena gejala ringan virus corona baru bisa terdeteksi. Di Italia? Orang yang demam parah dan batuk kering baru bisa terdeteksi.

Sejatinya, banyak orang Italia yang tercemar virus corona termasuk Maldini dan Dybala dapat dikatakan akibat kesalahan mereka sendiri yang terlalu bandel dan sulit diatur.

Warga Italia Sangat Bandel

© SatuPedia
Fans Italia di Euro 2016 Copyright: SatuPediaFans Italia di Euro 2016

Sebenarnya perdana menteri Italia, Giuseppe Conte sudah memberlakukan karantina nasional pada 9 Maret lalu guna menekan laju penyebaran virus corona. Tapi faktanya, banyak warga Italia tak mematuhi aturan itu dengan tetap beraktifitas seperti biasa.

Antara 11 Maret hingga 17 Maret saja, kepolisian Italia telah menangkap 43.000 orang bandel yang melanggar aturan karantina. Seperti di Turin, ada ditangkap pria berusia 30 tahun yang sedang menunggu pekerja seks komersial pada pukul 02.30 dini hari.

Di daerah lain seperti Sisilia, walikotanya yaitu Gianfilippo Bancheri sampai mengungkapkan kekesalannya di laman media sosialnya.

“Ada orang yang mengadakan pesta, pesta berbekyu. Apakah mereka serius? Begitukah cara anda menularkan penyakit? Tampaknya, beberapa orang masih tidak bisa menggunakan otak mereka,” tulisnya.

Ulah dari warga Italia yang tak bisa dikarantina membuat penyebaran virus corona merajalela sampai mencemari keagungan Maldini dan Dybala. Maldini dan Dybala sendiri telah menambah pemain sepak bola korban dari virus corona setelah sebelumnya sudah ada Daniele Rugani, Blaise Matuidi dan masih banyak lagi.

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom
1