INDOSPORT.COM - Pemain sepak bola Paris Saint-Germain yang bernama Julian Draxler, membeberkan satu 'dosa' Unai Emery yang menyebabkan Arsenal gagal bersinar di Liga Inggris 2019-2020.
Sampai pekan ke-13 kompetisi Liga Inggris musim ini, Arsenal memang baru bisa menempati peringkat delapan dengan torehan 18 poin, hasil dari empat kali menang, enam kali imbang, dan tiga kali kalah. Bahkan, mereka juga gagal menang di lima pertandingan terakhir di kancah domestik itu.
Terakhir, klub yang berjuluk The Gunners itu hanya mampu mendapat hasil imbang 2-2 melawan Southampton yang menghuni zona degradasi Liga Inggris. Sebelumnya di pekan ke-12, mereka malah mengalami kekalahan telak 0-2 dari Leicester City di pekan ke-12.
Dengan situasi ini, rumor bahwa pihak klub akan mempertimbangkan untuk memecat pelatih mereka, Unai Emery, bermunculan. Apalagi setelah para pemainnya dikabarkan mulai meragukan etos kerja dari pelatih asal Spanyol itu, yang dianggap sering melakukan kesalahan dalam penerapan taktiknya.
-Dilansir dari laman portal berita olahraga Football 365, gelandang Paris Saint-Germain yang bernama Julian Draxler juga ikut memberikan komentarnya terhadap Unai Emery. Hal ini dikarenakan Emery pernah melatih PSG selama dua musim, yaitu 2016-2018 sebelum akhirnya pindah ke Arsenal.
"Saya melihatnya sebagai pelatih yang sangat bagus, tapi salah satu penghambat ide darinya adalah komunikasi. Sebaliknya, ketika Anda berbicara dengan Thomas Tuchel, dia hanya mengatakan dua kalimat dan Anda langsung mengerti maksudnya," ujar Draxler.
-Tanpa diduga, pemain muda The Gunners yang bernama Bukayo Saka juga mengeluhkan hal serupa beberapa waktu yang lalu. Ia berkata bahwa dirinya sangat kesulitan untuk berkomunikasi dengan Unai Emery karena masalah perbedaan bahasa.
"Saya beberapa kali tidak mengerti apa yang ia sampaikan ketika sang pelatih mengajak saya berbicara. Justru saya bisa berkomunikasi dengan lebih baik kepada Freddie Ljungberg (asisten pelatih di Arsenal). Karena, dia bisa berbahasa Inggris dengan lebih baik," ungkap Saka.
Tidak mengherankan sebenarnya jika Emery kesulitan untuk berkomunikasi dengan para pemainnya. Pasalnya, ia berasal dari Spanyol dan dirinya harus memberi instruksi dengan pemain di Liga Inggris dengan bahasa Inggris yang kurang begitu dikuasainya.
Kemungkinan, itulah penyebab Arsenal gagal bersinar. Karena, ide yang dimiliki oleh Emery tak bisa sepenuhnya dicerna oleh para pemain asuhannya.
Meski demikian, ia pernah memberikan tujuh trophy ketika menjadi pelatih Paris Saint-Germain, yaitu juara Ligue 1 Prancis 2017/18, juara Coupe de France (2016/17, 2017/18), Coupe de la Ligue (2016/17, 2017/18), dan Tropee des Champions (2016, 2017).
Sementara ketika melatih klub sepak bola Liga Inggris Arsenal, ia baru bisa memberikan status runner up Liga Europa 2018/19.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom